Topics in this digest:
1. Pernyataan Sikap PRP Menolak "Indonesia Solution"
From: KP-PRP
2. Tekanan Darah Tinggi Pembunuh Senyap
From: Info Terkini
3. FREE PASSES AVAILABLE
From: Disco Tickets
Messages
________________________________________________________________________
1. Pernyataan Sikap PRP Menolak "Indonesia Solution"
Posted by: "KP-PRP" prppusat@yahoo.com prppusat
Date: Fri Feb 5, 2010 1:15 am ((PST))
PERNYATAAN
SIKAP
PERHIMPUNAN
RAKYAT PEKERJA
Nomor:
189/PS/KP-PRP/e/II/10
Stop
Kriminalisasi Aktifis!
Tolak
"Indonesia Solution"!
Bebaskan
Para Pengungsi!
Tolak
Penjara Bagi Para Pencari Suaka di Indonesia dan Australia!
Rezim
SBY-Budiono Boneka Australia!
Salam
rakyat pekerja,
Lima
tahun seratus hari Rezim Neoliberal yang saat ini dipimpin oleh SBY
bukan hanya gagal dalam mensejahterakan rakyatnya sendiri, namun juga
gagal dalam menangani masalah para pengungsi Tamil. Bahkan kegagalan
dalam menangani pengungsi Tamil ini menunjukkan, bahwa Rezim SBY
sangat tunduk pada Neoliberalisme.
Sudah
lebih dari 100 hari para pengungsi Tamil berada di Merak, Banten,
tanpa kejelasan mengenai statusnya. Mereka lari dari negaranya untuk
menghindari persecution dan perang sipil karena para pengungsi
itu adalah bagian dari etnis minoritas Tamil. Mereka khawatir jika
mereka kembali ke Sri Lanka, maka akan dipenjarakan atau bahkan
dibunuh. Hal ini sudah terbukti ketika satu orang pengungsi dengan
suka rela kembali ke Sri Lanka, karena mendengar Ibunya sakit keras.
Pengungsi tersebut hingga sekarang justru dipenjarakan di Penjara
Boosa, Sri Lanka. Para pengungsi tersebut yang berjumlah sekitar 240
orang hingga kini hidup di kapal kayu yang diperuntukan untuk 50
orang. Mereka tidak ingin keluar dari kapal karena takut akan
dideportasi kembali ke Sri Lanka atau akan mendiami tempat tahanan di
Indonesia selama bertahun-tahun tanpa masa depan jelas.
Perhimpunan
Rakyat Pekerja telah memberikan solidaritas kepada para pengungsi
sejak awal mereka dipaksa berlabuh di Merak pada bulan Oktober 2009
hingga kini. Pada awalnya kami dapat bertemu dengan para pengungsi
untuk memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan. Namun sejak tanggal 15
Nopember 2009 daerah pelabuhan tempat para pengungsi berada
dinyatakan sebagai daerah terlarang dan untuk memasukinya harus
mendapatkan ijin dari Departemen Luar Negeri Indonesia. Upaya-upaya
untuk mendapatkan akses juga telah kami lakukan namun selalu ditolak
oleh Departemen Luar Negeri dengan berbagai alasan.
Upaya
penghambatan dengan mempersulit pemberian ijin kepada Perhimpunan
Rakyat Pekerja (PRP) dari pemerintah, tentunya menunjukkan bahwa
Rezim Neoliberal di Indonesia tidak memiliki rasa kemanusiaan
terhadap para pengungsi. Jelas, para pengungsi sangat membutuhkan
bantuan-bantuan kemanusiaan agar mereka dapat bertahan hidup lokasi
pengungsian. Namun demi citra yang baik dan mematuhi kesepakatan
antara Indonesia dan Australia, Rezim Neoliberal di Indonesia
meminggirkan perspektif kemanusiaan. Hal ini terbukti dengan
meninggalnya salah satu pengungsi yang bernama Jacob pada tanggal 23
Desember 2009, karena sakit dan tidak mendapatkan layanan kesehatan
yang layak dari Rezim Neoliberal.
Selain
mempersulit para pengungsi untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan,
Rezim Neoliberal, yang dipimpin oleh SBY, berusaha keras agar masalah
pengungsi ini tidak mendapatkan solidaritas dari berbagai elemen
masyarakat, baik dari Indonesia maupun di dunia internasional. Upaya
"penutupan" masalah pengungsi Tamil ini ditanggapi oleh Rezim
Neoliberal dengan upaya penangkapan terhadap beberapa aktifis yang
ingin memberikan solidaritasnya.
Upaya
penangkapan terhadap salah seorang aktifis dari Refugee Action
Coalition (RAC) pernah dicoba dilakukan oleh rezim Neoliberal SBY.
Aktifis RAC tersebut ketika itu sedang terlibat aksi bersama-sama
dengan Perhimpunan Rakyat Pekerja (Indonesia), Konfederasi KASBI
(Indonesia), dan Refugee Action Coalition (Australia) di depan
Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2009.
Namun upaya penangkapan terhadap seorang aktifis Refugee Action
Coalition (RAC) tersebut dapat digagalkan oleh persatuan gerakan
rakyat yang dibangun ketika itu.
Kemudian
upaya penangkapan terhadap aktifis berlanjut pada tanggal 26 Januari
2010. Tiga orang aktifis dari Kanada dan Australia yang berkunjung ke
Merak ditangkap, diinterogasi, dan barang-barang mereka-termasuk
passport disita. Ketiga aktifis tersebut adalah Saradha Nathan,
Pamela Curr dan Jessica Devi. Penangkapan tersebut sama sekali tidak
dilandasi oleh alasan jelas selain tuduhan-tuduhan, bahwa para
aktifis tersebut terlibat dalam penyelundupan manusia ataupun para
aktifis tersebut memasuki daerah terlarang. Passport mereka akhirnya
dikembalikan dengan syarat mereka tidak boleh berbicara pada media
dan mereka bertiga akhirnya dideportasi dari Indonesia pada tanggal
29 Januari 2010 dan dilarang kembali ke Indonesia dalam jangka waktu
6 bulan. Pelarangan terhadap ketiga aktifis tersebut untuk berbicara
kepada media, tentunya merupakan upaya untuk menaikkan citra rezim
Neoliberal di dunia internasional. Inilah memang pola politik
pencitraan yang dibangun oleh Rezim Neoliberal di Indonesia.
Tuduhan
bahwa mereka terlibat dalam penyelundupan manusia jelas
mengada-ngada. Formulir visa kemanusiaan Australia yang diberikan
oleh para aktifis tersebut kepada para pengungsi dikatakan sebagai
metode penyelundupan manusia. Yang tidak diketahui oleh para aparat
Indonesia adalah bahwa pemberian visa tersebut adalah atas saran dari
DFAT (Departemen Perdagangan dan Urusan Luar Negeri) Australia.
Menyadari bahwa dengan menggunakan tuduhan tersebut para aparat akan
berhadapan dengan Australia maka mereka menggantinya dengan tuduhan
bahwa para aktifis tersebut memasuki daerah terlarang. Tuduhan
memasuki daerah terlarang juga sepenuhnya mengada-ngada. Posisi
mereka ketika ditangkap adalah di ruang publik, diluar pelabuhan
Indah Kiat tempat para pengungsi berada. Di ruang publik tersebut
terdapat restoran dan tempat cuci mobil yang biasa dikunjungi oleh
masyarakat sekitar. Namun dengan alasan apapun rezim Neoliberal akan
berupaya agar solidaritas internasional yang terbangun pada saat itu
dapat dihancurkan.
Pemerintah
sendiri memang tidak memiliki perspektif kemanusiaan dalam
menyelesaikan persoalan pengungsi ini. Yang dilakukan oleh Rezim
SBY-Budiono adalah membangun pencitraan diluar negeri, bahwa mereka
akan menyelesaikan persoalan pengungsi ini secara kemanusiaan. Namun
praktek dan penanganan para pengungsi tersebut diluar batas
kemanusiaan. Rezim SBY-Budiono tidak pernah menganggap mereka sebagai
pengungsi yang lari dari persecution ataupun perang sipil.
Para pengungsi tersebut dianggap sebagai imigran gelap tanpa dokumen
yang bisa diperlakukan sesuai keinginan Pemerintah Indonesia. Rezim
Neoliberal SBY-Budiono bahkan berkolaborasi dengan Rezim Neoliberal
di Srilangka, dengan mengijinkan tiga orang Angkatan Laut Sri Lanka
dari Kedutaan Besar Sri Lanka untuk menginterogasi para pengungsi
yang berada ditahanan Imigrasi, Jakarta, pada tanggal 8 Januari 2010.
Apa
yang dilakukan Pemerintah Indonesia dengan mendeportasi para aktifis
tersebut adalah bentuk kriminalisasi terhadap aktifis. Kriminalisasi
yang sudah sering kita lihat dilakukan oleh Rezim SBY-Budiono
terhadap aktifis buruh, mahasiswa, petani dan aktifis rakyat secara
keseluruhan. Taktik tersebut selalu diambil justru untuk membenarkan
tindakan-tindakan kriminal dari Rezim SBY-Budiono. Seperti yang apa
mereka lakukan sekarang dengan menahan pengungsi yang ingin ke
Australia.
Kriminalisasi
dan penanganan pengungsi yang melanggar batas-batas kemanusiaan tidak
terlepas dari kepentingan Indonesia didalam "Solusi Indonesia".
Dimana Australia menyediakan $18 juta setiap tahun kepada Indonesia
untuk memperbaiki "manajemen migrasi dan keamanan perbatasan".
Diluar itu masih terdapat dana-dana lain seperti $24 juta yang
diberikan kepada Polisi Federal Australia serta bagian Imigrasi dan
Perlindungan Perbatasan untuk menempatkan orang-orang mereka
diberbagai Negara termasuk juga Indonesia. Sementara Australia
sebagai pemerintah yang seharusnya bertanggungjawab karena telah
meratifikasi Konvensi PBB tentang Pengungsi justru lepas tangan.
Dengan "Solusi Indonesia" Pemerintah Australia akan membebankan
semua tanggungjawab ke Indonesia. Dengan kebijakan yang seperti itu
dan tetap bertahannya para pengungsi didalam kapal bukan tidak
mungkin kedepannya para pengungsi akan dipaksa untuk keluar dari
kapal.. Untuk kemudian ditempatkan ditempat-tempat tahanan yang tidak
manusiawi dan harus menunggu proses resettlement yang bisa memakan
waktu tahunan.
Perlakuan
rezim Neoliberal terhadap para pengungsi membuktikan bahwa
Neoliberalisme memang tidak memiliki perspektif kemanusiaan. Rezim
Neoliberalisme hanya akan mementingkan kepentingan para pemilik modal
dan penguasa. Keuntungan dari pemilik modal dan penguasa yang pro
terhadap Neoliberalisme sudah barang tentu didapat dari penindasan
terhadap rakyat. Untuk itu, dibutuhkan persatuan gerakan rakyat untuk
melawan Neoliberalisme.
Oleh
karena itu kami Perhimpunan Rakyat Pekerja menyatakan sikap:
Menolak
segala bentuk kriminalisasi terhadap aktifis kemanusiaan.
Menolak
"Solusi Indonesia" (Indonesia Solution).
Menuntut
pembebasan para Pengungsi Tamil.
Menolak
segala bentuk pemenjaraan terhadap para Pengungsi Tamil baik di
Indonesia maupun Australia.
Rezim
SBY-Budiono adalah boneka dari Australia karena mematuhi "Solusi
Indonesia" yang diinginkan Australia
Rezim
SBY-Budiono telah menggunakan para pengungsi Tamil untuk kepentingan
rezimnya.
Rezim
SBY-Budiono telah gagal dalam penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia
Menyerukan
kepada seluruh elemen gerakan rakyat harus bersatu dan membangun
front oposisi rakyat untuk melawan Neoliberalisme.
Jakarta,
5 Pebruari 2010
Komite
Pusat
Perhimpunan
Rakyat Pekerja
(KP-PRP)
Ketua
Nasional
Sekretaris
Jenderal
ttd.
(Anwar
Ma'ruf)
ttd.
(Rendro
Prayogo)
filtered {margin:0.79in;}P {margin-bottom:0.08in;}-->___*****___Sosialisme Jalan Sejati Pembebasan Rakyat Pekerja!
Sosialisme Solusi Bagi Krisis Kapitalisme Global!
Bersatu Bangun Partai Kelas Pekerja!
Komite Pusat
Perhimpunan Rakyat Pekerja
(KP PRP)
JL Kramat Sawah IV No. 26 RT04/RW 07, Paseban, Jakarta Pusat
Phone/Fax: (021) 391-7317
Email: komite.pusat@prp-indonesia.org / prppusat@gmail.com / prppusat@yahoo..com
Website: www.prp-indonesia.org
Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
Messages in this topic (1)
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
2. Tekanan Darah Tinggi Pembunuh Senyap
Posted by: "Info Terkini" m_mjj@yahoo.com m_mjj
Date: Fri Feb 5, 2010 1:41 am ((PST))
Info Kesihatan -
Tekanan Darah Tinggi Pembunuh Senyap
<http://www.biovco.com/tekanan_darah_tinggi.php?ref=381yg130110a>
Tekanan darah tinggi sering diabaikan kerana ia langsung tidak
menunjukkan sebarang gejala menakutkan yang dapat dilihat dengan
mata kasar. Penyakit tekanan darah tinggi juga mengambil masa
yang lama malah ia mengambil masa bertahun-tahun untuk
meninggalkan kesan kepada penghidapnya.
Maka, tidak hairanlah jika kebanyakan kita kurang berminat untuk
mempedulikan bacaan tekanan darah setiap kali menjalani
pemeriksaan doktor. Malah, rata-rata juga beranggapan bahawa
tekanan darah tinggi atau dalam istilah perubatannya, hipertensi
ini bukanlah satu ancaman kepada kesihatan.
Tanggapan dan penilaian sebegini menyebabkan kita melakukan satu
kesilapan yang cukup besar. Tekanan darah tinggi atau hipertensi,
yang diklasifikasikan sebagai `penyakit senyap' inilah sebenarnya
penyumbang utama kepada banyak penyakit yang serius. Ini
termasuklah penyakit jantung, angin ahmar (strok) dan kegagalan
buah pinggang berfungsi.
Baca ARTIKEL Penuh - KLIK DISINI.
<http://www.biovco.com/tekanan_darah_tinggi.php?ref=381yg130110a>
Baca lebih banyak INFO - KLIK DISINI.
<http://infokesihatan4u.blogspot.com/>
PROMOSI HARGA TERKINI - HARI INI SAHAJA
<http://www.biovco.com/beli.php?ref=381yg130110a>
<http://www.biovco.com/?ref=381yg130110a>
Messages in this topic (1)
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
3. FREE PASSES AVAILABLE
Posted by: "Disco Tickets" mansi2@moneytroops.com ashishshop5
Date: Fri Feb 5, 2010 1:42 am ((PST))
Register & Get Free Passes of Events in your City!!
<http://moneytroops.com/buzzintown.php>
Theatre & Art <http://moneytroops.com/buzzintown.php>
Nightlife <http://moneytroops.com/buzzintown.php>
Movies <http://moneytroops.com/buzzintown.php>
Music & Concert <http://moneytroops.com/buzzintown.php>
Disco <http://moneytroops.com/buzzintown.php>
Click Here!!
<http://moneytroops.com/buzzintown.php>
<http://moneytroops.com/buzzintown.php> Limited Period Offer!!
<http://moneytroops.com/buzzintown.php>
<http://moneytroops.com/buzzintown.php>
Messages in this topic (1)
Ahli yang menghantar menggunakan kata-kata kesat dan kasar atau menyerang peribadi ahli yang lain, email mereka tidak akan disiarkan.
Ahli group yang sentiasa menghantar email berkenaan politik sahaja akan disiarkan emailnya tanpa penapisan moderator group.
Email yang disiarkan dipertanggungjawabkan kepada pengirim email tersebut dimana moderator dan group tidak boleh dipertanggungjawabkan.
=============================================
Link List:
� Lirik Lagu Popular - http://www.lirikpopular.com
� Spa Q - http://spa-q.blogspot.com
� Auto Insurance - http://pdautoinsurance.blogspot.com
------------------------------------------------------------------------
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dunia-politik/
<*> Your email settings:
Digest Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dunia-politik/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
dunia-politik-normal@yahoogroups.com
dunia-politik-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dunia-politik-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment