20090228

Pemuda PAS Wilayah bantah konsert Rihanna, boikot artis Amerika!!!

Pemuda PAS Wilayah bantah konsert Rihanna, boikot artis Amerika!!!
Wan Nordin Wan Yaacob
Tue | Jan 20, 09 | 4:09:57 pm MYT

KUALA LUMPUR, 20 Jan (Hrkh) - Dewan Pemuda Pas Wilayah Persekutuan hari ini melahirkan kekesalan terhadap tindakan sebuah syarikat telekominikasi tempatan yang menaja dan akan turut menganjurkan program konsert 'Rihanna Live in Kuala Lumpur' pada hari Jumaat, 13 Februari 2009 nanti.

Iklan

Menurut Ketua Pemuda PAS Wilayah Persekutuan, Kamaruzzaman Mohamad, Rihanna yang terkenal dengan lagu Bad Girl dan Umbrella sebelum ini dijangka akan mengadakan persembahan lewat pukul 8.30 malam di Stadium Bukit Jalil nanti.

Iklan-iklan telah mula disebarkan melalui kaca TV, Surat Khabar, SMS dan ternyata ia adalah suatu usaha yang bersungguh dari Celcom dalam mengaut keuntungan dalam mengorganisasikan konsert ini, katanya.

Rihanna atau nama sebenarnya Robyn Rihanna Fenty merupakan artis kelahiran Kepulauan Barbados yang menempah nama di Amerika Syarikat, katanya.

Artis ini berkecimpung dalam genre R&B, Pop,Pop-Rock, dance dan reggae sering membawakan aksi yang menghairahkan dalam penyampaian lagu-lagunya disamping mengenakan pakaian ketat dan seksi, ujarnya.

"Ini sememangnya tidak memenuhi citarasa budaya tempatan, dan tidak secocok dengan syarikat telekomunikasi itu yang dilihat sebagai sebuah syarikat tempatan yang sewajarnya mengutamakan budaya ketimuran dan artis-artis tempatan," katanya.

Kehadiran Rihanna yang kini sudah menetap di Amerika sedikit sebanyak akan membawa keluar wang negara yang akhirnya akan masuk ke Amerika, katanya.

Melihat kepada pengaliran wang ini, bukan sahaja membawa kita memahami erti kerugian buat negara tetapi satu penderitaan buat rakyat Palestin.

Amerika menjadi sekutu Israel membekalkan senjata ketika pembunuhan ngeri di Gaza hasil dari sumbangan dan dana cukai yang diberi oleh penduduk Amerika, katanya.

"Sama ada Rihanna sedar atau tidak kita sememangnya tahu bahawa duit cukai yang dibayar beliau turut menyumbang kepada peperangan di Gaza," katanya.

Maka Pemuda PAS Wilayah menolak kehadiran artis ini di Malaysia atas dasar ketidaksesuaian gaya penyampaian lagu, pakaian dan juga atas sentimen menghormati rakyat Palestine yang tertindas angkara kekejaman Israel dansekutunya Amerika yang ditaja oleh kebanyakkan penduduknya.

"Sama ada Rihanna terlibat atau tidak, bagi kami beliau juga adalah agen kepada kerosakkan muda-mudi yang ada di seluruh dunia melalui penyampaian lagunya dan juga penyumbang kepada kekuatan dana Israel melalui Amerika yang menjadi tempat beliau menempah nama," katanya.

Memanggil Rihanna ke Malaysia umpama menghina adab ketimuran, merendahkan artis tempatan, sengaja merugikan ekonomi negara dan menyokong dasar perang Israel yang disokong Amerika, dakwanya.

Sewajarnya dalam suasana ekonomi yang tidak menentu dan rakyat Palestin ditindas kini, Malaysia perlu meneruskan kempen boikot barangan Amerika termasuklah artis-artis mereka serta apa sahaja yang dikeluarkan dari negara itu terutama perkara-perkara yang negatif, katanya. _



Press Release SPARTAN Mengenai Penetapan Tersangka Dr Rizal Ramli



Nomor : 03/B/SPARTAN/Januari-2008

Hal : Press Release

Lamp : -

Menangkap Risal Ramli Melanggar Kaidah Demokrasi!

Menangkap RR, SBY kembali pada cara-cara Berpolitik Orde Baru!

Teruskan, Jalan Baru Indonesia; Pemimpin Baru dan Haluan Ekonomi Baru!

Pada hari ini (kamis, 15/01/08), Rizal Ramli, calon presiden yang diusung oleh Partai Bintang Reformasi (PBR) diperiksa pihak kepolisian sebagai tersangka terkait aksi massa menolak kenaikan harga BBM yang berakhir rusuh di depan gedung DPR-RI, pada bulan juli 2008 lalu. Tuduhan ini, menurut kami, menyerupai pasal-pasal karet (hatzei artikelen) yang dipergunakan pemerintah kolonial Belanda untuk mengadili dan membatasi ruang gerak perjuangan aktifis pergerakan kemerdekaan. Pada masa Orde Baru, pasal-pasal karet semacam ini dipergunakan untuk menjerat aktifis pejuang demokrasi, serta menghalau lawan-lawan politiknya. Anehnya, kendati reformasi sudah berjalan sepuluh tahun tetapi pemerintahan SBY masih mempergunakan pasal-pasal karet ini untuk membungkam tokoh-tokoh kritis, seperti Rizal Ramli.

Menurut kami, usaha pemerintahan Yudhoyono menjerat Rizal Ramli lebih bermakna politis. Seperti diketahui, selain tokoh Dr. Rizal Ramli dikenal sebagai tokoh kritis sejak jaman orde baru hingga sekarang, ia juga merupakan salah satu kandidat "capres" yang akan turut berkompetisi dalam pemilu 2009. Jelas terlihat, bahwa upaya menjerat "RR" adalah bagian dari skenario untuk menjegalnya masuk dalam bursa capres untuk pemilu 2009.

Lantas, kenapa pemerintah Yudhoyono begitu "bernafsu" menjegal Rizal Ramli? Pertama, pemerintahan Yudhoyono adalah pemerintahan yang gagal menjalankan mandate dari seluruh rakyat. Karenanya, kemunculan Dr Rizal Ramli sebagai motor perubahan dianggap ancaman politik bagi keberlanjutan pemerintahan SBY pada pemilu 2009.

Kedua, Menghadapi pemilu 2009, pemerintahan SBY sedang menjalani lakon "seolah-olah" merupakan pemerintahan yang pro-rakyat; menurunkan BBM berturut-turut 3 kali, memberantas korupsi, berhasil mengurangi kemiskinan dengan BLT, PNPM-mandiri, KUR, BOS, dan segala macamnya. Namun, lakon-lakon palsu SBY ini dibongkar kebusukannya oleh tokoh-tokoh oposisi, termasuk Dr Rizal Ramli. Jika Rizal dibiarkan tetap bebas, tetap leluasa berkoar-koar, maka dikhawatirkan akan mengikis popularitas SBY dimata rakyat.

Ketiga, pemerintahan SBY adalah pemerintahan neoliberal. Pemerintahan ini begitu alergi dengan konsep "jalan baru dan haluan ekonomi baru" Dr Rizal Ramli, karena boleh jadi akan menjungkir-balikkan kekuasaan imperialism yang sudah berkuasa di Indonesia selama beratus-ratus tahun.

Tentu kita tidak rela jika kebijakan politik dan ekonomi yang terbukti gagal tetap hendak dipertahankan. Tentunya, kita pun tidak ingin gerakan perubahan yang digagas dari bawah bersama rakyat, kemudian dihentikan dan disabotase oleh pasal-pasal karet produk kolonial. Berdasarkan hal tersebut, Sukarelawan Perjuangan Rakyat Untuk Pembebasan Tanah Air (SPARTAN) menyatakan sikap sebagai berikut;

1. Usaha membungkam tokoh kritis dan penyingkiran politik terhadap rival-rival politik merupakan ancaman terhadap demokrasi, bertentangan dengan kaidah-kaidah demokrasi yang diperjuangkan melalui reformasi;

2. Upaya pemerintah Yudhoyono menjegal pencalonan Dr Rizal Ramli sebagai capres bertentangan dengan scenario pasal-pasal karet dan hukum pidana, menunjukkan bahwa proses demokratik menuju pemilu 2009 terancam.

3. Upaya pemerintah Yudhoyono menjegal Rizal Ramli pararel dengan kepentingan imperialism-neoliberal menjaga keberlansungan sistim neoliberalisme terus mengkangi ekonomi nasional, menghisap rakyat, dan merendahkan martabat sebagai bangsa;

4. Menyerukan kepada seluruh pejuang demokrasi, unsur-unsur progressif dari pekerja, petani, kaum miskin kota, pemuda dan mahasiswa, serta seluruh lapisan massa rakyat yang anti-penjajahan asing untuk melakukan perlawanan dan menghentikan setiap usaha pemerintah SBY memasung kehidupan berdemokrasi.

Demikian pernyataan sikap ini dibuat, demi weujudkan tatanan masyarakat yang betul-betul demokratis dan bermartabat.

Jakarta, 15 Januari 2007

Pimpinan Nasional

Sukarelawan Perjuangan Rakyat Untuk Pembebasan Tanah Air (SPARTAN)

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Agus Priyono- 08151399504

Lalu Hilman Afrian- 0818467080

Lukman Hakim- 0817536137

Marlo Sitompul- 08161675291



__._,_.___

Lack of faith disturbing? — The Malaysian Insider

FEB 19 — Sometimes the best explanations are the simplest ones. Princess Diana died because her driver was drunk and going too fast. The Twin Towers were hit by Islamic terrorists, not CIA agents. The continued success of Simon Cowell and the Osbourne family is, indeed, one of the harbingers of the apocalypse.

To this list, we can add the reason Manchester United will, in all likelihood, move five points clear of Liverpool at the top of the Premier League table by beating Fulham.

They have a better team. Now this may come as a surprise to those still looking for clues to account for the change in the balance of power this season. In recent months, many otherwise rational people have become convinced that Liverpool have frittered away supremacy in the title race based on a combination of rogue and random factors.

Mind games played by Sir Alex Ferguson, the fractious contract negotiations of Rafael Benitez, boardroom unrest at Anfield or any number of peripheral events are believed to have inspired Manchester United to claw away at Liverpool's lead. This is good news for analysts, commentators and headline-writers, who have had, as The Flintstones theme tune puts it, a gay old time.

Without wishing to spoil the fun, however, it is more straightforward than that. Take the best Manchester United XI and the best Liverpool XI and put them together: how many of Benitez's team would get into Ferguson's? Not many. And that is why the championship is again heading for Old Trafford.

By my reckoning, maximum four, minimum two. Split the difference, call it three. Whichever way, there is nothing here to suggest that Liverpool can get the better of Manchester United this season, or next, without substantial upgrading in the summer.

Using it, Liverpool would be placed above Chelsea, although not by a huge distance. Manchester United, by contrast, would dominate Chelsea with just one player (Frank Lampard) or a generous three (Lampard plus Jose Bosingwa and Ashley Cole) getting into Ferguson's current team.

Assessment is made on form this season, not reputation. So while there may have been a time when Jose Reina, Liverpool's goalkeeper, would have shaded it from Edwin van der Sar, in goal for Manchester United, it is not right now when the Dutchman has beaten a long-standing British record for minutes without conceding a league goal, and is closing in on the 1,390- minute European record set by Dany Verlinden of Club Brugge in Belgium in 1990.

Javier Mascherano is another who would have walked into the holding midfield role at any club last season, but he has been a disappointment this year, perhaps as a result of his exertions for Argentina during the Olympics.

That leaves Fernando Torres and Steven Gerrard as the two Liverpool players who would definitely be accommodated in the Manchester United team while, on a good day, one of Xabi Alonso or Mascherano could make the defensive midfield and an out-of-position Jamie Carragher would contend at full back.

Benitez's penchant for drama has drawn understandably negative comment as Liverpool's grip on the prize has weakened, but he cannot be held solely responsible. His squad deficiencies are being exposed just as Manchester United's strength in depth is at its most apparent.

Arsene Wenger, the Arsenal manager, had it right. Asked about the mind games that famously denied Newcastle United the title in 1996, he replied that Newcastle's defence, not Kevin Keegan's outburst on Sky TV, determined the final placings. Logical explanations get you nowhere in the pantomime that is the Premier League, though, so instead we waste valuable time analysing pronouncements from Old Trafford, and their effect, at the expense of crediting what is arguably the finest squad of footballers assembled by an English club.

There has never been a group like the one at Manchester United. Gary Neville versus Wes Brown versus Rafael da Silva, and that is just for the right back spot. Wayne Rooney versus Dimitar Berbatov versus Carlos Tevez versus Cristiano Ronaldo. Yet we ignore this and become distracted by Rafa's rant.

There are similarities with the collapse of England's cricket team in Jamaica two weeks ago, in that several small factors might have made an impact on the cohesion of the team, but none were actually in the middle with bat in hand.

So Benitez does not get on with Rick Parry, the chief executive? Big deal.

Jimmy Greaves, in wonderfully flippant mode, summed up the inconsequence of departmental relationships on the dressing room, by recalling his time at Tottenham Hotspur. “Most of us didn't like Bill Nicholson, and Bill Nicholson didn't like us,” he said. “In fact, the only thing we all agreed on was that we couldn't stand the board of directors.”

Benitez's distance from Parry and George Gillett, one half of the partnership of American owners, may be a problem for the long-term stability of the club and could be very damaging in the summer if he leaves, but it should not be, here and now, an issue for the playing staff. Nor should Benitez's feelings about Ferguson's influence on English football have an effect.

That press conference tirade is often cited as explanation for Liverpool's reversal of fortune, but what would the fall-out be anyway? That Liverpool players rally around Benitez in the desire to stick one up United? They seem to have had that motivation for some while, judging by Mascherano's furious display at Old Trafford last season.

The idea that Benitez's claims put pressure on his players is also ridiculous; as if there were previously no pressure on a Liverpool team with an opportunity to win its first title in the modern era. Had Benitez taken a vow of silence until the end of the season, the tension at Anfield would still be oppressively thick.

The reality is that Liverpool are going up against a colossal group of players at United and no team, not even the lavishly-assembled Chelsea, can live with them right now. They have a unique multiplicity, so even the understudies of understudies would get into many good teams (as Mikael Silvestre did at Arsenal this season).

It is in many ways the perfect squad, because it also provides for the future in players such as Ben Foster, the reserve goalkeeper, and Jonny Evans, who has fitted in magnificently at centre half in the absence of Rio Ferdinand this season.

It is a sign of United's power that they could play an unconventional central midfield of Ryan Giggs and Darren Fletcher against Chelsea and still win comfortably. On another day it might be Michael Carrick and Anderson or Paul Scholes. If Benitez had United's squad he could rant at or fall out with who he liked: he would still win the league, as United almost certainly will.

Now combine the two teams, starting at the back. Both have good keepers, but there can be no argument that a man who has gone 1,212 minutes without conceding a league goal is among the players of the season. Van der Sar, therefore, gets the nod over Reina. He has been on a roll since emerging victorious from the penalty shoot-out at the Champions League final last season.

United have three strong right backs and the only alternative would be to overlook them all for Carragher, Benitez's defensive rock, out of position in a role he has occupied in key matches in Europe. This would be appealing because, to put it bluntly, he is not getting into this team at centre half.

Those positions are reserved for Ferdinand and Nemanja Vidic, an early contender for Footballer of the Year. Ferdinand's appearances through the season have been restricted by injury, but Vidic has been a constant and as a partnership they have now surpassed John Terry and Ricardo Carvalho of Chelsea.

At left back, United's Patrice Evra is the best in the country at the moment, ahead of Ashley Cole, of Chelsea.

Midfield brings another Manchester United landslide with Gerrard the only Liverpool player in a four that would comprise Ronaldo, Fletcher and Giggs. Torres would be the goalscoring spearhead, but his partner would be Rooney. Final total: Manchester United 8, Liverpool 3. And one of Liverpool's three gets in with a shoe-horn.

Despite the excellent job done by Roy Hodgson, Manchester United should beat Fulham and, at that moment, a daunting lead will open up. Liverpool still have to go to Old Trafford, so the battle is not over, but the biggest shock of the season would be if United threw it away from here.

If that were the case, there genuinely would be need for an investigation — into whether Ronaldo's heart was still in Manchester, whether Berbatov's arrival had unsettled the team, if Ferguson was correct in his treatment of Tevez.

Were Manchester United to blow it, we would all be looking behind the story for clues. It is easier to work out what has gone wrong at Liverpool, though: the answer is right there, on the teamsheet. — The Daily Mail

Umno Youth angrily mobs Karpal in Parliament

By : V. Vasudevan & Eileen Ng

DEWAN RAKYAT, Thurs:

7:07pm UPDATE: DAP chairman and MP for Bukit Gelugor Karpal Singh was confronted by a group of Selangor Umno Youth members at the Parliament tower block this afternoon but this soon culminated in a shouting match and a scuffle that led MP for Segambut Lim Lip Eng to having his shirt tugged.

The group had been waiting at the parliament tower for Karpal and as soon as he arrived they surrounded him and started heckling him over his warning to Pemuda Umno yesterday.

He accused Umno Youth of having sent him two bullets while debating the Royal Address.

"Where did the celaka Pemuda Umno fellows get the bullets?" he had asked while pronouncing himself not afraid.

The drama started when Karpal was confronted by the 22-member group comprising Selangor Umno Youth members as the MP was making his way into the parliament's tower block at 2.45pm.



The group had been waiting for Karpal since 1.30pm.Noticing the veteran politician, the group surrounded the wheelchair-bound Karpal and demanded that he apologise for remarks made against Umno Youth in the House on yesterday.

However, Karpal refused to recant his allegation that the wing had sent bullets in the mail to him recently, as well as using the term “celaka” (damn) to berate the movement.

Pakatan Rakyat MPs - Fong Kui Loon (DAP-Bukit Bintang), N. Gobalakrishnan (PKR-Padang Serai) and Lim Lip Eng (DAP-Segambut), who just came back from lunch, went to Karpal’s aid after being informed by parliament staff of the incident.

They claimed they were roughed up by the mob, with their bodies pushed and shoved by several Umno members. "One even pulled my tie. At one point, I nearly fell into the fountain," Lim claimed.

However, the trio manage to wheel Karpal into the House, while the Umno Youth group continued to heckle and shout at them.

Moments later, Liew Chin Tong (DAP-Bukit Bendera) tried to cool down the situation but he was greeted by more shouts.

"Who are you? Go away," shouted several members of the mob.
.
Karpal's son, Gobind Singh (DAP-Puchong), who sprinted to his father's aid, traded verbal blows with the group. At one point, Gobind and a member of the mob had to be restrained by their respective members to prevent fisticuffs.

The situation improved after BN Backbenchers Club (BNBBC) chief Datuk Seri Tiong King Sing appeared and urged the group to disperse.

"Please go back and respect the House. We can't have such incidents happening here," he told them.

Gombak Umno Youth chief Megat Zulkarnain Omardin, who was part of the mob, told reporters that they are Umno members “willing to die defending the party.”

"He (Karpal) must stop insulting the Rulers and the Malays," he said. “Our patience is running out.”

Karpal immediately took up the matter in Chambers and demanded to know how the group made it into the compound.

"What security is the House providing?" he asked speaker Tan Sri Pandikar Amin Mulia, who promised to investigate and assured members that everything was done to protect them.

"I am disabled but not intimidated by this. The police were there and they just watched," Karpal claimed.

Opposition leader Datuk Seri Anwar Ibrahim said not agreeing with Karpal was not an excuse to get physical with him. "We must come up with a ruling that all parliamentarians must be protected," he said.

Later, at a Press conference at the Parliament lobby, Karpal remained defiant despite the scare. “I maybe in a wheelchair but I will not be cowed or intimidated by anyone,” the MP dubbed the Tiger of Jelutong said.

The Press conference was also attended by Pakatan Rakyat leaders and members. Opposition leader Datuk Seri Anwar Ibrahim and DAP parliamentary leader, Lim Kit Siang were at Karpal's side.

The MP for Bukit Gelugor also declared he would not apologise for the terms he had used while debating the Royal Address yesterday.

“There is no question of apology," he said. "They abused and threatened me and insisted I apologise. I said that was out and told them back off. They were becoming menacing and they looked like they were ready to hit me."

Karpal likened the group antics as to that of brazen gangsters. “As an MP, I have duties which I will carry out without fear,” he said.

Karpal also criticised parliament security. “Each time we start the sitting, there is a motion by the Home Minister to ensure that members have safe passage to parliament and are safe from any disturbances while here. How could they allow them to enter the parliament compound? Where is the security?” he asked.

Despite the incident, Karpal did not lose his sense of humour. “Singh is King. I should be paid royalty for promoting the movie (the Bollywood movie). I will share the royalty with you all (looking at the press),” he quipped.

Karpal had twice referred to the title of the movie in passing as a way of reinforcing his credentials as a fearless man.

Opposition leader, Anwar said he was disappointed with the uncultured behaviour of the Umno Youth members. “I demand fast action from the authorities that MPs are safe and their security assured,” he said.

Lim said this was the first time the Parliament history that such an incident had occurred. “It is shameful and outrageous. It is in violation of parliament sanctity. This shows how ugly Malaysian politics have become,” he said.

Lim called on Umno Youth Chief Datuk Seri Hishamuddin Hussein and Umno president Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi to publicly apologise for this outrage.

NST Online

Umno Youth angrily mobs Karpal in Parliament

By : V. Vasudevan & Eileen Ng

DEWAN RAKYAT, Thurs:

7:07pm UPDATE: DAP chairman and MP for Bukit Gelugor Karpal Singh was confronted by a group of Selangor Umno Youth members at the Parliament tower block this afternoon but this soon culminated in a shouting match and a scuffle that led MP for Segambut Lim Lip Eng to having his shirt tugged.

The group had been waiting at the parliament tower for Karpal and as soon as he arrived they surrounded him and started heckling him over his warning to Pemuda Umno yesterday.

He accused Umno Youth of having sent him two bullets while debating the Royal Address.

"Where did the celaka Pemuda Umno fellows get the bullets?" he had asked while pronouncing himself not afraid.

The drama started when Karpal was confronted by the 22-member group comprising Selangor Umno Youth members as the MP was making his way into the parliament's tower block at 2.45pm.



The group had been waiting for Karpal since 1.30pm.Noticing the veteran politician, the group surrounded the wheelchair-bound Karpal and demanded that he apologise for remarks made against Umno Youth in the House on yesterday.

However, Karpal refused to recant his allegation that the wing had sent bullets in the mail to him recently, as well as using the term “celaka” (damn) to berate the movement.

Pakatan Rakyat MPs - Fong Kui Loon (DAP-Bukit Bintang), N. Gobalakrishnan (PKR-Padang Serai) and Lim Lip Eng (DAP-Segambut), who just came back from lunch, went to Karpal’s aid after being informed by parliament staff of the incident.

They claimed they were roughed up by the mob, with their bodies pushed and shoved by several Umno members. "One even pulled my tie. At one point, I nearly fell into the fountain," Lim claimed.

However, the trio manage to wheel Karpal into the House, while the Umno Youth group continued to heckle and shout at them.

Moments later, Liew Chin Tong (DAP-Bukit Bendera) tried to cool down the situation but he was greeted by more shouts.

"Who are you? Go away," shouted several members of the mob.
.
Karpal's son, Gobind Singh (DAP-Puchong), who sprinted to his father's aid, traded verbal blows with the group. At one point, Gobind and a member of the mob had to be restrained by their respective members to prevent fisticuffs.

The situation improved after BN Backbenchers Club (BNBBC) chief Datuk Seri Tiong King Sing appeared and urged the group to disperse.

"Please go back and respect the House. We can't have such incidents happening here," he told them.

Gombak Umno Youth chief Megat Zulkarnain Omardin, who was part of the mob, told reporters that they are Umno members “willing to die defending the party.”

"He (Karpal) must stop insulting the Rulers and the Malays," he said. “Our patience is running out.”

Karpal immediately took up the matter in Chambers and demanded to know how the group made it into the compound.

"What security is the House providing?" he asked speaker Tan Sri Pandikar Amin Mulia, who promised to investigate and assured members that everything was done to protect them.

"I am disabled but not intimidated by this. The police were there and they just watched," Karpal claimed.

Opposition leader Datuk Seri Anwar Ibrahim said not agreeing with Karpal was not an excuse to get physical with him. "We must come up with a ruling that all parliamentarians must be protected," he said.

Later, at a Press conference at the Parliament lobby, Karpal remained defiant despite the scare. “I maybe in a wheelchair but I will not be cowed or intimidated by anyone,” the MP dubbed the Tiger of Jelutong said.

The Press conference was also attended by Pakatan Rakyat leaders and members. Opposition leader Datuk Seri Anwar Ibrahim and DAP parliamentary leader, Lim Kit Siang were at Karpal's side.

The MP for Bukit Gelugor also declared he would not apologise for the terms he had used while debating the Royal Address yesterday.

“There is no question of apology," he said. "They abused and threatened me and insisted I apologise. I said that was out and told them back off. They were becoming menacing and they looked like they were ready to hit me."

Karpal likened the group antics as to that of brazen gangsters. “As an MP, I have duties which I will carry out without fear,” he said.

Karpal also criticised parliament security. “Each time we start the sitting, there is a motion by the Home Minister to ensure that members have safe passage to parliament and are safe from any disturbances while here. How could they allow them to enter the parliament compound? Where is the security?” he asked.

Despite the incident, Karpal did not lose his sense of humour. “Singh is King. I should be paid royalty for promoting the movie (the Bollywood movie). I will share the royalty with you all (looking at the press),” he quipped.

Karpal had twice referred to the title of the movie in passing as a way of reinforcing his credentials as a fearless man.

Opposition leader, Anwar said he was disappointed with the uncultured behaviour of the Umno Youth members. “I demand fast action from the authorities that MPs are safe and their security assured,” he said.

Lim said this was the first time the Parliament history that such an incident had occurred. “It is shameful and outrageous. It is in violation of parliament sanctity. This shows how ugly Malaysian politics have become,” he said.

Lim called on Umno Youth Chief Datuk Seri Hishamuddin Hussein and Umno president Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi to publicly apologise for this outrage.

NST Online

Forum Terbuka : GAZA BERDARAH, dimanakah KITA?



Sesuatu yang pasti dan Pasti dilalui adalah
Kematian. Setiap patah perkataan yang kita tulis
Ada yang menghisabnya.

Ahmus


_

20090227

Dunia-Politik.blogspot.com - FW: salam

-----Original Message-----
From: dunia-politik-owner@yahoogroups.com
[mailto:dunia-politik-owner@yahoogroups.com] On Behalf Of stacieorrico88gulz
Sent: Thursday, February 26, 2009 9:04 PM
To: dunia-politik-owner@yahoogroups.com
Subject: salam


hai..
sy still stdy kat usm,penang.
major dlm sians politik..
sy nk buat asgnment tajuknye 'kepimpinan nik aziz di kelantan dari
tahun 1990 hingga kini'..
so,can u give your opinion about that??

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 8.0.237 / Virus Database: 270.11.3/1973 - Release Date: 02/26/09
07:03:00

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 8.0.237 / Virus Database: 270.11.3/1974 - Release Date: 02/26/09
14:51:00

------------------------------------

Ahli yang menghantar menggunakan kata-kata kesat dan kasar atau menyerang peribadi ahli yang lain, email mereka tidak akan disiarkan.

Ahli group yang sentiasa menghantar email berkenaan politik sahaja akan disiarkan emailnya tanpa penapisan moderator group.

Email yang disiarkan dipertanggungjawabkan kepada pengirim email tersebut dimana moderator dan group tidak boleh dipertanggungjawabkan.

=============================================
Link List:
• Lirik Lagu Popular - http://www.lirikpopular.com
• Spa Q - http://spa-q.blogspot.com
• Auto Insurance - http://pdautoinsurance.blogspot.com Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dunia-politik/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dunia-politik/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:dunia-politik-digest@yahoogroups.com
mailto:dunia-politik-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dunia-politik-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Dunia-Politik.blogspot.com - Bukan Memilih Caleg Pro-Imperialisme, Tapi Pendidikan dan Kesehatan Gratis | Berdikari Online


Bukan Memilih Caleg Pro-Imperialisme, Tapi Pendidikan dan Kesehatan Gratis

 

Jumat, 27 Februari 2009 | 09.30

 

Berdikari Online, Surabaya : seratusan massa Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Jawa timur menggelar aksi massa di depan kantor DPRD Tk I Jawa Timur, Surabaya, pada hari kamis kemarin (26.02.09). Dalam aksinya, massa menyerukan agar rakyat tidak lagi memilih caleg-caleg pro-neoliberalisme, serta menuntut agar pemerintah segera mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis. Selain itu, SRMI juga menuntut pemerintah segera memperluas kuota pemberian jankesmas kepada rakyat miskin, karena selama ini banyak rakyat miskin yang belum terdaftar penerima jankesmas.

 

Massa sempat tertahan di depan kantor DPRD, karena pihak Satpol PP dan kepolisian langsung menutup pintu gerbang utama. Akibatnya, massa aksi hanya menyampaikan orasinya di depan kantor DPRD, sambil bernegosiasi dengan pihak DPRD agar tuntutan mereka diterima.

 

Enjang, salah seorang pimpinan aksi, pemberian layanan kesehatan dan pendidikan kepada rakyat saat ini tidak manusiawi. Penyebabnya, jumlah anggaran yang diberikan pemerintah terlampau kecil, sedangkan tingkat kemiskinan terus bertambah. Akibatnya, banyak orang miskin yang sama sekali tidak mendapatkan askes pendidikan maupun kesehatan. Enjang juga mempermasalahkan pola pendataan Jankesmas, yang menurutnya mengebiri hak-hak orang miskin. Saat ini, pendataan jankesmas terlalu mengikuti data yang disodorkan BPS, sehingga banyak keluarga miskin yang semestinya menjadi penerima, justru malah terabaikan.

 

SRMI menuntut agar kriteria kemiskinan versi BPS dihapuskan, karena memang tidak manusiawi dan beradab. Selanjutnya, SRMI menilai standar penghitungan ala BPS ini sudah ditinggalkan berbagai negara.

 

Selain itu, Enjang juga menyatakan, momentum pemilu 2009 harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh rakyat miskin. "pada pemilu kali, jangan lagi ibu-ibu dan bapak-bapak mau menyerahkan suaranya pada partai dan caleg-caleg pro-neoliberal, yaitu partai dan caleg yang mensahkan kebijakan perundangan yang merugikan rakyat, memprivatisasi rumah sakit, menyetujui mekanisme pasar, dan sebagainya. tetapi, kita harus memilih caleg yang benar-benar berpihak dan berjuang bersama rakyat, yaitu caleg aktifis kerakyatan"; ungkap Enjang.

 

Setelah beberapa jam berorasi, perwakilan massa SRMI diterima oleh pihak DPRD. Dalam pertemuan itu, pihak DPRD hanya sanggup menampung aspirasi rakyat miskin dan tidak punya keberanian untuk menindaklanjutinya.

 

ULFA ILYAS

 

Kunjungi website kami di http://berdikari.org


"Tugas Manusia adalah Menjadi Manusia" (Multatuli)
Kunjungi website http://www.arahkiri2009.blogspot.com

__._,_.___
Ahli yang menghantar menggunakan kata-kata kesat dan kasar atau menyerang peribadi ahli yang lain, email mereka tidak akan disiarkan.

Ahli group yang sentiasa menghantar email berkenaan politik sahaja akan disiarkan emailnya tanpa penapisan moderator group.

Email yang disiarkan dipertanggungjawabkan kepada pengirim email tersebut dimana moderator dan group tidak boleh dipertanggungjawabkan.

=============================================
Link List:
•      Lirik Lagu Popular - http://www.lirikpopular.com     
•      Spa Q              - http://spa-q.blogspot.com     
•      Auto Insurance     - http://pdautoinsurance.blogspot.com     
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Search

Find it faster

with Yahoo!

shortcuts.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

.

__,_._,___

ORANG ULU

1. Waktu saya kecik lebih kurang 70 tahun dahulu saya sering jumpa orang ulu (bukan suku kaum Sarawak), tapi orang ulu Kedah.

2. Ada yang terdiri daripada adik-beradik Mak saya. Ada Tok Karin (loghat Kedah - Kaghin), Lebak, Din, Mak Chah, Mak Bedah, Mak Doh. Orang pekan anggap orang ulu ini agak kolot dan lekeh. Mereka jalan kaki, naik perahu untuk ke pekan Alor Setar (Aloq Staq). Tak pakai kasut pun.

3. Bahasa mereka juga lain daripada bahasa kami orang pekan. Sesungguhnya mereka tak tahu apa. Bawak buah sikit, padi huma, beras pulut, sebagai buah tangan. Kadang-kadang mereka tidur di rumah tak perlu katil, hampar tikar sudah cukup.

4. Di sekolah Inggeris ramai juga anak orang ulu belajar bersama saya. Mula kekok sikit tetapi cepat faham dan guna bahasa Inggeris. Nampak tak bodoh sangat orang ulu ini. Kadang-kadang lulusan lebih baik daripada anak orang pekan.

5. Saya ke universiti. Budak Melayu tak ramai. Tapi di antara mereka ada juga anak orang ulu, terutama di Fakulti Sastera. Lulus Bachelor of Arts (B.A. - Sarjana Muda Sastera) mereka sertai Kerajaan, ramai di Kementerian Luar. Jadi second secretary (setiausaha kedua), first secretary (setiausaha pertama) dan kemudian jadi duta.

6. Boleh juga cakap orang putih dengan orang putih, anak orang ulu ni. Boleh berhujah dan bergaya sebagai Pak Duta.

7. Sebenarnya ramai anak orang ulu yang belajar sehingga dapat Phd. (Doktor Falsafah) di universiti luar negara kembali jadi pegawai tinggi Kerajaan.

8. Sekarang anak orang pekan pun susah nak kerja di luar negeri. Tak suka cocktail party kerana segan nak bercakap. Orang asing nak cakap bahasa lain, kerap kali guna bahasa Inggeris. Tetapi ini bukan masalah. Yang jadi masalah di cocktail party orang minum arak. Sebab itu pegawai tak suka pergi cocktail party.

9. Yang suka pergi cocktail party pegawai bukan Melayu. Mereka boleh bergaul dengan orang asing, bercakap dengan mereka bukan main fasih lagi, dan sudah tentu minum arak. Tetapi berguna juga mereka kerana mereka dapat dengar dan faham pendapat duta-duta asing.

10. Nampak sekarang sama saja - anak orang ulu atau anak orang pekan. Dulu kedua-dua boleh, sekarang kedua-dua pun tak boleh.

11. Pada pengalaman saya sejak 70-tahun dahulu, anak orang ulu ada kebolehan, tak kolot, tak lah lekeh sangat. Bila diberi peluang boleh buat. Anak kawan saya, Hassan Nawin (orang ulu dalam kelas saya) jadi pilot Boeing 747. Ada yang jadi doktor, pakar bedah, peguam, duta dan macam-macam lagi.

12. Rupa-rupanya mereka tak begitu lekeh. Janganlah perlekeh orang kampung, orang ulu dan orang luar bandar. Mereka boleh, kalau diberi peluang. Kalau tak percaya, buat kajian. Yang pegang jawatan tinggi, yang cakap bahasa Inggeris macam orang Oxford siapa? Ramai juga orang ulu.

13. Saya sendiri tak mimpi jadi doktor. Zaman saya di sekolah, doktor Melayu yang saya tahu hanya Doktor Arif, Pulau Pinang.

14. Tetapi saya dapat peluang, dapat juga lulus sampai jadi doktor. Kita serba boleh. Tetapi kalau orang sekat peluang saya mana saya nak tahu saya boleh atau tidak.

15. Demikian nasib orang Melayu bandar dan luar bandar. Dulu Mat Salleh (orang putih) anggap orang Melayu bodoh, tak boleh pegang jawatan. Sekarang orang Melayu sendiri anggap Melayu kampung bodoh.

16. Hai lah nasib!

BN, opposition hit by fallout from Wong scandal

KUALA LUMPUR, Feb 19 — The storm over the semi-naked photographs of an opposition assemblywoman may have started as a private matter, but it has now become a complicated political mess for both sides.

Bullets have been fired at the Barisan Nasional for using it as a political weapon. But the opposition Pakatan Rakyat is also grappling with the difficulties of defending its assemblywoman without alienating the conservatives in its midst.

The BN took the first hit after the photographs of Elizabeth Wong began circulating. Some even called it a BN conspiracy, despite the lack of evidence.

“This is a nasty, humiliating personal attack on her and we have seen this pattern of attack in Perak, Kedah and now, in Selangor,” opposition leader Datuk Seri Anwar Ibrahim was quoted as saying in The Star daily yesterday.

Asked for proof that the BN was responsible, he reportedly said several blogs had made the link.

Deputy Premier Datuk Seri Najib Razak yesterday denied that the BN was behind the scandal, and told the opposition to stop making baseless accusations.

“Where is the proof? Who did it? I don't know anything about it and suddenly the issue exploded in the papers. If they want to accuse us, please show proof,” he said.

There seems to be widespread belief in a conspiracy. This is not surprising as the BN is carrying the heavy burden of a loss of public confidence.

The timing of the photographs comes close to the toppling of the opposition government in Perak, and the resignation of an opposition assemblyman in Kedah. V. Arumugam resigned abruptly after being accused of marrying another woman without divorcing his first wife.

“He was targeted, and it turned into a morality issue,” said political analyst Khoo Kay Peng.

In fact, many BN leaders, including MCA women's chief Datuk Chew Mei Fun and Gerakan women's chief Tan Lian Hoe, have been sympathetic to Wong.

They were swift to support her when the photographs of her asleep, partially naked, surfaced.

Wong, 37, who tendered her resignation on Tuesday, did not say who took the photographs, but police are looking to question her former boyfriend Hilmi Malek, 32.

But what caught attention was Umno Youth chief aspirant Datuk Seri Dr Khir Toyo's call for Wong's resignation. “She is a single person. How can she allow a man into her room when they are not married?” he was quoted as saying.

There is vast sympathy for Wong from the public, and Dr Khir was slammed by many for his remarks.

But the opposition is also aware that there is a segment of Malaysian society who thinks like him, and views premarital sex as a sin.

“Wong the politician understands that there are people who do mind, and some could be in her constituency, hence her offer to resign,” columnist Zainul Arifin wrote in the New Straits Times.

Wong had said she wanted to resign because she believed the attacks by the BN would continue with greater intensity.

But even within her coalition, there appears to be difficulties.

The conservative Pas has not spoken with one voice. While its women's chief Nuridah Salleh supported Wong, its Selangor leadership has been ambivalent.

“If investigations reveal any moral transgression on the part of Wong, we feel that appropriate action must be taken against her to safeguard the integrity and good name of Pakatan Rakyat and the Selangor government,” it said in a statement on Tuesday.

The issue is complicated by the fact that Wong's former boyfriend is Muslim, and is subject to Islamic laws on morality, such as those on close proximity.

“The matter could take on a new dimension,” said an MCA politician.

As Khoo noted, the political twist in this private matter has merely reinforced the belief that sex scandals are the most potent tool to destroy political rivals in Malaysia. — The Straits Times

Dr. Haron Din ulas isu mufti & derhaka

Oleh Azamin Amin

"...tidak pernah dengar ada sebarang komen daripada mana-mana mufti."

Beliau adalah antara ulama terkemuka yang masih berhubung rapat dengan Istana dan Raja-Raja Melayu, tetapi tetap dekat di hati rakyat.



Justeru, Dato' Dr Haron Din dirasakan tokoh paling sesuai yang boleh mengupas situasi gawat di Perak terutama berkaitan hal yang digembar-gemburkan media, iaitu isu taat setia kepada kepimpinan dan masalah derhaka kepada Raja-Raja Melayu, dari perspektif agama.
Ketua Pengarang KumpulanHarakah AHMAD LUTFI OTHMAN dan Penolong Pengarang Harakahdaily AZAMIN AMIN beserta jurugambar WAN ZAHARI WAN SALLEH sempat mewawancara Timbalan Mursyidul Am PAS itu, di kediamannya di Bandar Baru Bangi, pagi 16 Februari lalu.

Bahagian Dua)

Pada pendapat Dato', adakah Sultan Perak sendiri merasakan Nizar sudah menderhaka kepadanya?

Kebetulan ketika rancak isu yang dimainkan media kononnya Nizar derhaka kepada Sultan Perak, tiba-tiba saya terbaca dalam berita bahawa Nizar dijemput dan menghadiri Majlis Jubli Perak Sultan di istana. Kalau ini boleh difahami, maka jika benar Nizar derhaka pada Sultan, pada hemat saya sudah pastilah Sultan tidak akan jemput orang yang menderhaka kepada baginda.

Begitu juga Nizar, jika tiada jemputan pihak Sultan, tentu Nizar tidak akan pergi dan jika Nizar derhaka, sudah pasti dia tidak memenuhi jemputan itu atau tidak hadir di majlis Sultan.Amalan kita ialah kita tidak akan datang jika tidak dijemput dan dalam kes ini, jemputan mestilah atas perkenan Sultan. Kemudian Nizar datang dengan hati terbuka. Maka tidak benar sama sekali dakwaan Nizar derhaka kepada Tuanku.

Mufti Perak, Dato' Seri Harussani menyarankan agar taat kepada pemerintah dalam apa jua keadaan. Mungkin Dato' ada pandangan lain?

Saya mengikuti saranan beliau agar taat kepada pemerintah. Saya nak menyebut, saya amat menghormati dan menghargai seluruh mufti kerana mereka memegang amanah Allah SWT untuk mengajak manusia kepada yang benar, al-Haq. Sepanjang yang saya ikuti dalam konteks politik Malaysia, berlaku pertembungan antara parti-parti politik yang membabitkan banyak isu, misalnya krisis perlembagaan yang melibatkan Raja-Raja Melayu.

Maknanya, pertembungan Umno dengan seluruh Raja-Raja Melayu, termasuk krisis membuang imuniti dan kekebalan Raja-Raja. Ketika itu tidak pernah kita dengar ada sebarang komen daripada mana-mana mufti.

Seingat saya, mereka berpegang kepada neutraliti. Ini kerana Mufti kita ketahui selalu berpegang kepada prinsip 'non-partisan' dan tidak mahu terlibat dalam kancah politik. Bila berlaku krisis di Perak, Mufti membuat komentar yang baik namun orang ramai menafsirkan sebagai telah 'memihak' kepada Umno-BN.

Antara lain saranannya agar menyokong idea untuk tidak perlu bubar Dun dan akur sahaja dengan apa yang berlaku dan berserah kepada takdir, terimalah seadanya ...Komen seperti itu wajar disuarakan kerana itu pandangan peribadi bukan fatwa, tetapi apabila ia dilihat antara 'between the line', antara tersurat dan tersirat, ia amat jelas memihak dan menafikan hak satu pihak yang lain.

Dengan itu, ia mengundang tafsiran yang negatif terhadap mufti.

Ada pihak beranggapan tindakan Sultan Perak itu sebenarnya adalah untuk mengembalikan kuasa kepada orang Melayu di negeri berkenaan yang kononnya selama diperintah Pakatan Rakyat, Nizar hanya menjadi boneka kepada DAP. Jadi, menurut golongan ini, walaupun ada percanggahan dengan undang-undang tetapi Sultan lebih melihat kepentingan orang Melayu?

Keutamaan saya adalah jangan hanya kerana nak kembalikan kuasa Melayu, sampai kita boleh ditafsirkan sebagai 'perompak'. Jangan kita buat sesuatu yang tidak wajar. Ada cara yang betul. Ambillah kuasa itu balik dengn cara yang 'gentleman', dengan keputusan yang tidak boleh dipertikaikan. Yakni, kembalikan kepada rakyat dan masing-masing kempen semula untuk mempengaruhi rakyat.

Buka ruang untuk orang Melayu Perak kembalikan kuasa melalui proses pilihan raya. Itu yang sepatutnya. Tetapi, sekarang, selepas banyak hiruk-pikuk berlaku, barulah nak timbulkan bahawa keputusan istana nak kembalikan kuasa kepada orang Melayu. Itu berlaku ketika krisis, kenapa tidak timbulkan dari awal lagi. Dah huru hara, baru kata itu ini. Sebenarnya kuasa rakyatlah yang menentukan kuasa orang Melayu yang sebenarnya.

Bagaimana pula pandangan Dato' tentang tindakan lompat parti dan isu surat letak jawatan Adun yang dipertikai SPR sedangkan itu di bawah kuasa Speaker?

Dulu saya kata kenapa tidak saman SPR, sebab mereka yang menolak surat itu. Siapa yang berkuasa dalam sebuah negeri, SPR atau Speaker? SPR hanya mengendalikan pilihan raya selepas Speaker mengisytihar sesuatu kawasan itu kosong. Kalau silap keputusan orang akan saman Speaker dan bukan SPR?Tapi SPR menyalahi Sspeaker dan buat keputusan sebaliknya.

Sama juga dengan cek misalnya, tiada tulis tarikh tetapi sudah tulis jumlah RM1,000, dan diberi pada saya. Tiba-tiba dua tahun kemudian, saya teringat cek itu, saya terus tulis tarikh dan pergi bank. Dan semuanya nampak lengkap apabila ada tarikh, tanda tangan dan jumlah. Bank terus bagi duit. Ia tak pertikai dah. Ikut faktanya begitu.

Dalam Islam hendaklah seseorang itu mematuhi syarat-syarat yang dipersetujui bersama selama ia tidak menghalalkan yang haram dan mengharamkan perkara yang halal oleh Allah SWT.

Masa letak calon, kemudian mereka menang, maka mereka bersetuju dengan menandatangani surat tanpa tarikh itu. Yakni jika belot dan atau berpaling tadah, pihak yang berkenaan berhak letak tarikh dan terus berhenti jadi wail rakyat. Itu dipersetujui bersama dan dalam Islam ia sah.

Kalau ia bertanding atas nama PAS, secara dasar ia tidak boleh lompat parti dan lari daripada perjuangan terutama kepada keadaan yang lebih buruk.

Ada pihak berhujah bahawa lompat parti itu sah dari segi hak asasi manusia, yakni kita bebas memilih parti mana yang kita sertai sebab kita wakil rakyat, bukannya wakil parti.

Sama sahaja, hak asasi yang boleh dilaksanakan adalah yang tidak melanggar hukum Allah, jika berlawanan maka ianya bukan hak asasi. Seseorang itu memegang jawatan yang merupakan amanah parti dan orang ramai. Macam tiga orang ini, mereka melanggar janji dengan rakyat, dam ia menyebabkan heboh dan gawat seluruh negara sehingga kuasa yang sah ada pada pemerintah dapat diganggu-gugat.

Disebabkan tiga orang inilah, mereka lebih bahaya kerana telah mengheret pertelingkahan derhaka antara rakyat dengan raja, dan rakyat dengan rakyat, seterusnya menimbulkan krisis Perlembagaan. Dan tindakan mereka ini sebenarnya mempunyai amat besar kesan buruknya jika dibanding dengan orang yang ditahan ISA sedangkan mereka tidak pernah melakukan kesalahan jenayah.

Luahan hati rakyat melalui perhimpunan di Masjid Ubudiah, Kuala Kangsar memang mengejutkan dan tidak disangka-sangka, sampai ada rakyat mempertaruhkan nyawa sanggup berbaring di tengah jalan menghalang kenderaan istana termasuk Raja Muda untuk hadir majlis angkat sumpah Menteri Besar Perak yang baru. Malah ada rakyat yang menjerit minta Dun dibubarkan di depan kerabat diraja.

Apa yang kita saksikan dengan mata kepala seperti demonstrasi, tunjuk perasaan dan fenomena yang berlaku, yang belum pernah terjadi sebelum ini, iaitu orang ramai tanpa disuruh, telah bertindak sendiri-sendiri sehingga membahayakan diri di jalan raya. Maknanya mereka sanggup mengorbankan diri dan ada yang dikatakan melontar objek tertentu.

Ini berkembangan yang lebih serius yang memberi isyarat kepada semua pihak khasnya istana dan pemerintah Malaysia umumnya bahawa perkara ini perlu diambil perhatian dan perlu dibendung. Jika tidak, ia akan menjadi lebih teruk.

Ia memberi isyarat, jangan lagi buat keputusan yang separuh matang, yang boleh mengundang kemarahan sehingga mencetus insiden rakyat tidak sabar lagi. Ini mesej penyataan atas rasa tidak senang rakyat terhadap istana.

Rakyat melakukan perkara yang begitu menggerunkan, yang boleh membahayakan diri, bagi menyatakan hasrat secara terang-terang kepada pihak atasan supaya suara mereka didengar dan diambil perhatian yang serius.

Ada pihak yang menohmah dalam isu ini, bahawa PAS sekiranya memerintah akan menjadikan Malaysia sebuah negara republik tanpa raja, seperti republik Islam di Iran yang menghapuskan sistem beraja?

Tohmahan seolah-olah pihak Pakatan Rakyat akan menubuhkan kerajaaan berstatuskan republik, ini fitnah yang amat besar yang dilakukan oleh lawan politik untuk menakutkan rakyat, mencemuh dan mendatangkan kemarahan kepada pihak istana tanpa ada bukti-bukti yang PAS akan lakukan.

PAS sejak dahulu sentiasa mempertahankan kuasa raja-raja. PAS sepanjang sejarahnya sejak tahun 1951, sampai hari ini, umumnya tidak pernah ada perjuangan PAS yang ada titik hitam hubungan dengan istana atau raja-raja. Perkara di Perak ini sebenarnya pun bukan titik hitam, ia digembar-gemburkan media milik Umno dan BN.

Bagaimanapun, jika dirujuk sejarah, maka ternyata banyak sungguh pihak Umno-BN yang melakukan penderhakaan dan bercita-cita ke arah itu dengan bukti bahawasanya kekebalan Raja-Raja telah dihapuskan oleh Umno-BN. Itu berlaku dalam krisis Perlembagaan 1993. Kuasa Raja-Raja negeri-negeri telah dilucutkan. Itu adalah satu usaha untuk buang kuasa Raja-Raja. Ini sebenarnya banyak berlaku. Seolah-olah merekalah yang berusaha untuk menyingkirkan kuasa Raja-Raja atau menghapuskan terus Raja-Raja. Ini yang Umno-BN telah lakukan.

Ini tidak berlaku dalam PAS. Hanya kes Nizar dengan Sultan Perak yang bukannya sebagai penderhakaan cuba diterjemahkan sampai dikatakan hasrat PAS jadikan Malaysia republik.Saya menafikannya dan ini adalah suatu taktik jahat kotor nak melaga-lagakan PAS dengan istana dan Raja-Raja Melayu.Kita balik semula kepada asas perbincangan.

Dari segi tradisi pemerintahan dalam Islam, apakah amalan institusi raja sebenarnya tidak bercanggah dengan ajaran Islam?

Dalam pemerintahan Islam, ketua pemerintahan ada beberapa istilah, kalau zaman Nabi, ketua negara kita kita panggil Rasullullah, selepas wafat Nabi dipanggil khalifah, selepas naik Umar, dipanggil Amir Mukminin, selepas Uthman dan Ali dikenali balik sebagai khalifah. Selepas itu timbul pula pemerintahan beraja dipanggil al-Malik.Sebelum Nabi Muhammad, Nabi Sulaiman itu adalah Raja. Puteri Balqis, Raja negeri Saba' mengakui Sulaiman sebagai Raja.

Jadi itu tak jadi masalah, dalam Islam sama ada dia Khalifah, Amir, Malik atau apa sahaja. Semuanya tetap patuh kepada perintah Allah dan Rasul dan amat menghormati institusi ulama dalam serba keadaan. Kita ambil dari satu dekri ucapan Khalifah Abu Bakar, sebagai pemerintah Islam dalam ucapan sulungnya menjadi Khalifah pertama:

"Andanya kamu melihat saya memerintah dengan betul dan benar, wajib kamu membantu dan menyokong saya. Sekiranya saya menyeleweng dengan hukum Allah, maka gugurlah ketaatan kamu kepada saya, perbetulkanlah saya. tegurlah saya."

Naik Umar pula jadi pemerintah, ucapan sulungnya hampir menyamai Abu Bakar tetapi lebih keras lagi. Sebaik habis ucapan Umar, bangun seorang sahabat dengan menghunus pedangnya seraya berkata, "wahai Umar, jika kamu menyeleweng, kami perbetulkan kamu dengan pedang kami ini."Umar tidak murka.

Orang itu tidak dikatakan derhaka malah Umar menyebut, "Saya memuji Allah yang mengutuskan ada di kalangan rakyat Umar orang yang sanggup memperbetulkan Umar jika dia salah dengan pedangnya. Itulah karektor yang patut wujud pada seorang pemerintah, sama ada raja, sultan, perdana menteri dan ketua negara, yang semuanya tidak terlepas dari hukum Allah.

Harapan Dato; kepada situasi di Perak?

Saya melihat, ia menjadi seperti mana perkara kecil yang sengaja diperbesarkan. Media bertindak 'over-killing', melakukan tindakan yang melampau lebih daripada yang patut sehingga berlaku demonstrasi di luar Perak. Akhirnya jika berlaku yang tidak baik, yang ruginya adalah rakyat.

Nizar dihalau daripada pejabat dan dapat simpati ramai. Kasihan dia jadi target. Kenapa halau dia dan kenapa kata kita gila kuasa dan jawatan sedangkan kuasa dan jawatan sudah ada pada kita? Yang gila kuasa itu Umno-BN bukannya kita, tapi dia gunakan terbalik.

Harapan saya, perkara sebegini jika cepat diselesaikan maka redalah masalah dan selesailah krisis. Jika dibiarkan, sengaja dilambatkan atau ditambahkan, keadaan akan jadi lebih meruncing. Cara mempercepatkan cara penyelesaiannya, perlu ada keberanian daripada pihak yang berkenaan untuk membuat keputusan segera yang menguntungkan semua pihak, 'win-win situation.'

Atau meminta mahkamah buat ketetapan kes ini atau rundingan yang lebih berwibawa agar tidak mendatangkan kesan buruk kepada masyarakat.Yang penting, jangan biarkan lebih lama. Dalam politik kita pakai istilah, tiada kawan yang selama-lamanya kawan dan tiada musuh yang selama-lamanya musuh.

Musuh hari ini, mungkin jadi kawan atau kawan hari ini jadi musuh esok hari. Maka musuh yang hari ini kita berunding dengan cara baik, esok boleh jadi kawan. Jika ikhlas, bincang cara yang betul, akan dapat hasil terbaik. - azm _

Dunia-Politik.blogspot.com - Animasi 3D Superhero Malaysia, GomoMan - Episod Jula Mokte

HTML clipboard

Episod Sambal Cuppu - Fotopages.com

Setelah Amir selaku calon Raja Lawak Astro diperlekehkan oleh laman berita mStar baru-baru ini, superhero Malaysia, GomoMan bertindakbalas dengan menghasilkan satu lagi siri khas untuk mempertahankan Amir dan calon-calon lain di dalam Episod Jula Mokte.

 

Saksikan Episod Jula Mokte

 

 

GomoMan

The Malaysian Icon of Superhero

 

 

__._,_.___
Ahli yang menghantar menggunakan kata-kata kesat dan kasar atau menyerang peribadi ahli yang lain, email mereka tidak akan disiarkan.

Ahli group yang sentiasa menghantar email berkenaan politik sahaja akan disiarkan emailnya tanpa penapisan moderator group.

Email yang disiarkan dipertanggungjawabkan kepada pengirim email tersebut dimana moderator dan group tidak boleh dipertanggungjawabkan.

=============================================
Link List:
•      Lirik Lagu Popular - http://www.lirikpopular.com     
•      Spa Q              - http://spa-q.blogspot.com     
•      Auto Insurance     - http://pdautoinsurance.blogspot.com     
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Search

Start Searching

Find exactly

what you want.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

.

__,_._,___

20090226

Pembetulan : KONSPIRASI SYIA'H DALAM PERISTIWA KARBALA


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sedikit pembetulan : bukan pembunuhan Yazid, tapi pembunuhan Syaddina Hussain, maaf atas kesilapan ketik . Ini tulisan saya yang sebenarnya

Apa yang saya lihat adalah bagaimana penulis yang telah cuba membina satu persepsi baru tentang pembunuhan Sayiddina Husain di Karbala. Apa yang kita kena lihat adalah siapakah pembunuhnya bukan menunding jari secara zhan kepada kata-kata atau komen dari Ibnu Abbas atau sebagainya.

Siapakah pembunuhnya? Adakah dari kalangan orang mereka sendiri atau memang dari tentera Yazid? Jangan kaburkan fakta sejarah dengan mengemukakan andaian atau komen balas orang lain terhadap pemergian Syaidina Husain ke Karbala. Ini tidak memberikan fakta yang jelas kepada kita bahawa Syaidin Hussin dibunuh oleh orang 'Syiah' sendiri. Elakkan dari mereka-reka cerita yang bukan-bukan terutamanya sejarah, sejarah adalah sebuah catatan peristiwa yang telah berlaku jadi jujurlah dalam menceritakannnya walaupun pahit

Saya menulis ini tidak ada kaitan dengan Syiah dan saya bukan orang syiah, tapi cara pembuktian yang saudara tulis banyak salah. Walaupun Syiah anda katakan salah ini bukan bermakna kita boleh mereka-reka sejarah baru tentang kewafatan cucunda Nabi SAW.

Sekian wassalam

Sesuatu yang pasti dan Pasti dilalui adalah
Kematian. Setiap patah perkataan yang kita tulis
Ada yang menghisabnya.

Ahmus


--- On Fri, 1/9/09, Ahmad <ahmus@yahoo.com> wrote:
From: Ahmad <ahmus@yahoo.com>
Subject: (INGATAN) Re: [KENALAN] KONSPIRASI SYIA'H DALAM PERISTIWA KARBALA
To: KENALAN-ABADI@yahoogroups.com
Date: Friday, January 9, 2009, 6:58 PM


'Nizar dan Sultan ada tafsiran sendiri, biar rakyat tentukan' - Haron Din

Azamin Amin

KUALA LUMPUR, 19 Feb (Hrkh) - Bagi tokoh agama yang terkenal, Dato' Dr Haron Din menasihatkan agar kemelut yang berlaku di Perak ini diselesaikan dengan cara paling baik iaitu mengembalikan kuasa kepada rakyat untuk membuat keputusan melalui pilihan raya seluruh negeri.

Timbalan Mursyidul Am PAS itu juga berpendapat, perselisihan tafsiran undang-undang di antara Sultan Perak, Raja Azlan Shah dan Menteri Besar Perak Dato' Seri Nizar Jamaluddin merupakan proses biasa dalam amalam demokrasi, dan bukan kali pertama berlaku di Malaysia dan mana-mana negara di dunia.

"Nizar tidak meletakkan jawatan kerana dia memegang amanah rakyat, dia hendak kembalikan semula kepada rakyat. Itu tafsirannnya.Saya tidak nafikan Tuanku Sultan ada tafsirannya. Jadi jika ada perselisihan tafsiran undang-undang, maka saya tidak fikir itu boleh dinamakan sebagai derhaka.

"Ini sepatutnya diselesaikan dengan cara paling baik iaitu, kembalikan kepada rakyat. Biar rakyat yang menentukan. Atau kita berlapang dada dan bersabar sedikit, biar Mahkamah Tinggi memutuskan kesahihan pelantikan menteri besar kedua," katanya dalam satu wawancara eksklusif dengan Harakah baru-baru ini.

Dalam pada itu beliau menegaskan Raja-raja Malaysia perlu dikekalkan pada takhta yang sedia ada dan rakyat diseru supaya bersatu dan mengekalkan kedudukan mereka.

Beliau antara ulama yang dekat dan rapat hubungannya dengan istana menjelaskan istilah 'sembah derhaka' yang dimanipulasi oleh plebagai pihak khusunya media sedangkan ianya bukan satu bentuk tindakan derhaka yang sebenarnya.

"Sembah derhaka' bermaksud apa yang diminta oleh seorang Raja atau Sultan tidak dapat dipenuhi atau ditunaikan oleh seorang hamba rakyat. Sama ada kecil atau yang besar. Seorang rakyat akan menuturkan bahawa 'patik sembah derhaka'. Bukan yang kita fahami itu derhaka adalah melawan atau menyakiti Raja," katanya yang cuba membandingkan pelbagai perbuatan menderhaka yang dilakukan oleh pemimpin sebelum ini.

Katanya, yang tidak mahu mendedahkan secara terperinci, memang berlaku perbuatan menderhaka yang tidak diketahui umum.

"Ada pemimpin disuruh Raja untuk 'briefing' pada hari tertentu tentang perkembangan negeri, langsung tak datang. Ada yang Raja suruh buat projek untuk rakyat, tetapi pemimpin tak buat. Ada Sultan yang suruh hentikan projek tertentu kerana membazir, mereka terus buat.

"Ada raja suruh bantu ekonomi orang Melayu, dengan bantu projek tertentu tetapi beri pada kroni mereka pula malah ada Raja beritahu saya, ada pemimpin yang terajang pintu istana kerana tidak puas hati.

"Ini semua saya dapat tahu dan ada antara Raja-raja yang beritahu sendiri kepada saya. Inilah perangai mereka... ini jauh lebih derhaka lagi," katanya.- azm/mks.

Elizabeth Wong and partisan politics

FEB 18 — Elizabeth Wong has been asked to go on leave and PKR will only make a decision whether to accept her resignation when she returns.

The fact that she has not done anything wrong and yet offered to resign her positions in order not to bring problems to her own party is most honourable.

The support shown to her has been tremendous, as can be seen from the 400-odd comments (and still counting) in her blog supporting her and urging her not to resign.

I regret that certain politicians from BN have prejudged her based on the photographs alone (fortunately, there are others who have stood up for her) and have compared this to CSL video, which is totally unfair. That video shows someone “caught” in the act of cheating his wife and family whereas the Eli Wong pictures do not show any wrongdoing.

Just because she is from another party does not mean that she should be attacked and put down.

In life, and in politics, there must be certain sense of decency and conscience.

Sometimes we must not be too caught up in partisanship. You can be a member of a certain political party, but please note that not everything from another party is wrong and must be criticised. Not everything from your own party is right and beyond criticism.

Political parties are just tools to achieve certain aims. Just because we are members of Party A do not mean that we must go all out to put down members of Party B. If certain policies of Party B are good for the people, support those policies. If certain policies of Party A are not good, criticise them as hard as you can.

If our children are in the wrong, we must let them know that what they did was wrong; only then can they grow up to be good people.

Why must politics be dragged to such low levels?

As in boxing,one must not hit below the belt. In life, there are certain acts that are taboo, such as adultery, murder and rape, character assassination, etc. In politics, we are supposed to support what is right and good, and reject what is bad and wrong; it does not matter whether these come from your own party or from the other side.

The great Deng Xiao Peng was a communist, but when he realised that not everything about capitalism is bad, he started to adopt certain free market policies and the result is rapid boom in the economy of China, and a rise in the standard of living of millions of people.

Ultimately, it all comes down to the people. Politics must be about people’s interest, and not self or even party interest.

In this case, if we do some soul searching (and based on the photographs alone), has Eli Wong done anything wrong? Most people will say no. I believe that anyone can do a random survey in his community and the answer will still be no.

So if she has done nothing wrong, then the logical thing for all of us, who claim to have a conscience, is to rise and stand behind her or any other person caught in a similar situation.

I appeal to leaders who are on the opposing side of Eli Wong: before you condemn her, search your own conscience first.

The writer is a central committee member of Parti Gerakan Rakyat Malaysia.

Alexa Traffic Rank

Subscribe to dunia-politik

Subscribe to dunia-politik
Powered by groups.yahoo.com