20081212

Dunia-Politik.blogspot.com - Digest Number 1748

Messages In This Digest (1 Message)

1.
Requiescat in Pace Ali Alatas From: Nagara Online

Message

1.

Requiescat in Pace Ali Alatas

Posted by: "Nagara Online" nagaraonline@yahoo.co.id   nagaraonline

Thu Dec 11, 2008 6:10 pm (PST)

Hari ini, Indonesia lagi-lagi kehilangan salah satu tokoh nasional.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Mantan Menteri Luar
Negeri, dan diplomat senior Ali Alatas, Kamis (11/12), meninggal dunia
di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura pada pukul 07.30 waktu
setempat, setelah dirawat karena komplikasi jantung dan pembengkakan
paru-paru. Ali Alatas, kelahiran 4 November 1932, menghembuskan nafas
terakhirnya pada usia 76 tahun. Ali Alatas adalah seorang "bunga
bangsa". Semasa hidupnya, Beliau telah mengharumkan nama bangsa dengan
menorehkan berbagai prestasi dan kredibilitas di level nasional dan
internasional.
Pada masa kecil Alex, panggilan akrab Ali Alatas, bercita-cita
menjadi seorang pengacara. Namun, jalan hidupnya menentukan lain.
Karirnya malah dimulai dari bidang jurnalistik dengan menjadi korektor
Harian Niewsgierf (1952-1953) dan redaktur kantor berita Aneta (1953-1954).
Pada usia relatif muda, yakni 26 tahun, Ali Alatas mulai menjajaki
karir di bidang diplomasi. Setelah menikah dengan Yunisa pada tahun
1956, Beliau mengawali karir diplomatnya sebagai Sekretaris Kedua di
Kedutaan Besar RI di Bangkok (1956-1960), setelah sebelumnya sempat
bekerja di Direktorat Ekonomi Antarnegara, Departemen Luar Negeri RI
(1954-1956). Setelah dari Bangkok, Alatas menjabat sebagai Direktur
Penerangan dan Hubungan Kebudayaan Departemen Luar Negeri (1965-1966).
Kemudian, Beliau ditugaskan menjabat Konselor Kedutaan Besar RI di
Washington (1966-1970). Pada tahun 1972, Ali Alatas kembali ke tanah
air untuk menjabat Direktur Penerangan Kebudayaan (1970-1972),
Sekretaris Direktorat Jenderal Politik Departemen Luar Negeri
(1972-1975) dan Staf Ahli dan Kepala Sekretaris Pribadi Menteri Luar
Negeri (1975-1976).
Ia dipercaya mejalankan misi diplomat sebagai Wakil Tetap RI di PBB,
Jenewa (1976-1978). Lalu pda tahun 1978, Beliau kembali lagi ke Tanah
Air untuk menjabat Sekretaris Wakil Presiden (1978-1982). Setelah itu,
kemampuan diplomasinya diuji lagi dengan mengemban tugas sebagai Wakil
Tetap Indonesia di PBB, New York (1983-1987). Selepas itu, ia pun
dipercaya menjabat Menteri Luar Negeri (1987-1999) dalam empat kabinet
masa pemeritahan Soeharto dan Habibie.
Saat menjabat Wakil Tetap Indonesia di PBB, ia harus menghadapi
berbagai kritikan mengenai masalah Timor Timur. Lepasnya Timor Timur
sempat menjadi kerikil dalam karirnya. Dia berusaha meredam reaksi
dunia ketika terjadi tragedi Santa Cruz pada 12 November 1991 di Timor
Timur. Namun, berbagai langkah diplomasi yang dilakukannya menjadi
sia-sia saat Presiden BJ Habibie menggelar referendum. Konon, Habibie
tidak berkonsultasi dengan Ali Alatas menyangkut referendum tersebut.
Akhirnya, di masa kepemimpinan Presiden Habibie, Indonesia harus
melepaskan provinsi termuda itu.
Meskipun demikian, kepiawaian Ali Alatas dalam bidang diplomasi
tidak bisa diragukan. Selama dua dasawarsa lebih, Ali Alatas
memperlihatkan kelas tersendiri sebagai diplomat. Sebagai bukti
kehandalannya, Alatas juga pernah dinominasikan menjadi Sekjen PBB oleh
sejumlah negara Asia pada 1996. Selain itu, Alex juga diakui oleh dunia
internasional, hal itu terbukti dengan diangkatnya Alex menjadi Utusan
Khusus (Special Envoy) Sekjen PBB untuk Reformasi PBB pada 2005.
Pengalaman dan integritas inilah yang kemudian membuat Ali tetap
dipercaya oleh para presiden pasca Soeharto dan Habibie. Pada zaman
Presiden Abdurrahman Wahid, Ali Alatas dipercaya sebagai Penasihat
Menteri Luar Negeri Alwi Shihab untuk urusan luar negeri. Sementara
pada zaman Megawati, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun
1956 ini menjabat sebagai Penasihat Presiden untuk urusan luar negeri.
Sebagai Penasihat Presiden, Ali Alatas antara lain telah menjalankan
misi diplomat ke berbagai negara, termasuk membicarakan perdamaian Aceh
dengan Hasan Tiro di Swedia.
Terakhir, pada 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat
Ali Alatas sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden. Selain itu, di
usia uzurnya, Ali Alatas sempat mewujudkan impian masa kecilnya untuk
menjadi pengacara dengan menjadi salah satu penasihat hukum di Biro
Pengacara Makarim & Taira's.
Jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan besok, Jumat (12/12),
pukul 09.00 WIB di TMP Kalibata. Ali Alatas meninggalkan Yunisa
istrinya dan tiga orang puteri, yakni Soraya, Nadira, dan Fauziah. Requiscat in Pace Ali Alatas. (agustinus@nagaraonline.com, www.nagaraonline.com)

Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Search

Start Searching

Find exactly

what you want.

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Going Green Zone

Learn to go green.

Save energy. Save the planet.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
Ahli yang menghantar menggunakan kata-kata kesat dan kasar atau menyerang peribadi ahli yang lain, email mereka tidak akan disiarkan.

Ahli group yang sentiasa menghantar email berkenaan politik sahaja akan disiarkan emailnya tanpa penapisan moderator group.

Email yang disiarkan dipertanggungjawabkan kepada pengirim email tersebut dimana moderator dan group tidak boleh dipertanggungjawabkan.

=============================================
Link List:
�      Lirik Lagu Popular - http://www.lirikpopular.com     
�      Spa Q              - http://spa-q.blogspot.com     
�      Auto Insurance     - http://pdautoinsurance.blogspot.com     

No comments:

Alexa Traffic Rank

Subscribe to dunia-politik

Subscribe to dunia-politik
Powered by groups.yahoo.com