20091016

Dunia-Politik.blogspot.com - Digest Number 1936

There is 1 message in this issue.

Topics in this digest:

1. Pernyataan Sikap Bersama PRP, KASBI, PSM tentang Persatuan Kelas Pek
From: Perhimpunan Rakyat Pekerja


Message
________________________________________________________________________
1. Pernyataan Sikap Bersama PRP, KASBI, PSM tentang Persatuan Kelas Pek
Posted by: "Perhimpunan Rakyat Pekerja" prp_pusat@yahoo.com prppusat
Date: Thu Oct 15, 2009 3:25 am ((PDT))








Pernyataan
Sikap Bersama

Konfederasi
Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Partai Sosialis
Malaysia (PSM), dan Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP)

Bangun Persatuan Kelas Pekerja Asia
Tenggara!


Kaum buruh tidak
mempunyai tanah air. Kita tidak dapat mengambil dari mereka apa yang
tidak ada pada mereka.

(Karl Marx, 1848)

Pendahuluan


Beberapa waktu yang lalu
kembali berkumandang sentiment-sentimen anti Malaysia setelah
munculnya kasus dugaan klaim Malaysia terhadap tarian pendet. Kedua
belah pihak, Pemerintah Indonesia dan Malaysia pun saling
mengomentari persoalan itu. Disisi lain muncul aksi-aksi di Indonesia
yang mengusung isu anti Malaysia. Kejadian tersebut bukanlah kali
pertama terjadi. Sebelumnya sentiment-sentimen Chauvinis tersebut
telah muncul beberapa kali akibat kasus-kasus seperti perebutan
daerah seperti Pulau Sipadan Ligitan, Blok Ambalat, Pulau Jemur;
klaim budaya seperti Tarian Reog dan juga Lagu Rasa Sayang-sayange.

Kepentingan Kelas Borjuasi
dibelakang Sentimen Chauvinis

Meningkatnya sentimen anti
Malaysia maupun anti Indonesia sesungguhnya adalah ekspresi
kepentingan politik kelas borjuasi yang berkuasa di kedua negara.
Jika kita perhatikan sensasi yang dihembuskan di media massa sebagai
alat untuk membakar kebencian rakyat ke dua bangsa adalah selalu
menyangkut soal HAK KEPEMILIKAN PRIBADI dan AKSES TERHADAP MODAL.
Mulai dari kasus sengketa pulau-pulau dan perairan yang mengandung
sumber gas dan mineral (Ambalat, Sipadan-Ligitan) hingga kisruh hak
paten kebudayaan (sic) dalam persaingan bisnis pariwisata.

Dalam
kasus perebutan Blok Ambalat terlihat kepentingan modal yang bermain
didalamnya. Blok Ambalat merupakan area kaya dengan minyak bumi
(diperkirakan sebesar 1 miliar barrel minyak mentah) menjadi rebutan
dari perusahaan-perusahaan minyak internasional. Indonesia pada tahun
1980an telah menandatangani perjanjian dengan Emi
Ambalat Ltd. (Italia) dan Unocal Indonesia Ventures Ltd (AS).
Sementara Malaysia telah menandatangani perjanjian dengan Shell
(Belanda) dan Petronas.

Sementara itu klaim-klaim
budaya oleh Malaysia selalu berkaitan dengan kepentingan industri
pariwisata Malaysia. Industri pariwisata Malaysia merupakan sektor
terbesar kedua untuk mendapatkan mata uang asing, setelah manufaktur.
Sebagai contoh ekonomi Malaysia mendapatkan RM 17,40 miliar dari
10,22 juta wisatawan pada tahun 2000. Tahun-tahun berikutnya selalu
mengalami peningkatan, tahun 2001 menjadi RM 24,20 miliar, tahun 2002
menjadi RM 25,80 miliar. Kemudian pada tahun 2004 menjadi RM 29,7
miliar dan RM 32 miliar ditahun 2005. Tahun lalu Malaysia mendapatkan
RM 36,3 miliar (USD 10,4 miliar) dari sektor pariwisata. Sektor
pariwisata Malaysia juga memberikan sumbangan cukup besar pada
ketersediaan lapangan kerja. Dari total seluruh tenaga kerja Malaysia
51 persen bekerja pada sektor jasa. Jumlahnya sekitar 5,4 juta dari
10,73 juta tenaga kerja nasional dipekerjakan secara langsung ataupun
tidak langsung di sektor pariwisata seperti restaurant, agen
perjalanan, maskapai penerbangan, transportasi, dsb. Dengan
menyediakan lapangan kerja, sektor pariwisata telah memainkan peran
penting untuk menekan pengangguran pada tingkatan sekitar 3,5 persen
(tahun 2005/2006).


Kepentingan dan
Perjuangan Internasional Kelas Pekerja Malaysia dan Indonesia

Esensi dari pengobaran
kebencian terhadap ORANG MALAYSIA di Indonesia dan ORANG INDONESIA di
Malaysia adalah cerminan sikap klise usang dari kepentingan
reaksioner borjuis yang berkedok nasionalis. PRP, KASBI, dan PSM
lebih bersepakat untuk memahami pengobaran chauvinisme kebangsaan
sempit saat ini dalam perspektif Marxis. Karl Marx pernah menyatakan,
"Kaum buruh tidak mempunyai tanah air. Kita tidak dapat mengambil
dari mereka apa yang tidak ada pada mereka." Kelas pekerja
bersifat internasional dan harus berjuang di arena internasional.
Kelas pekerja di Indonesia dan Malaysia justru harus memperkuat
solidaritas perjuangan dan merefleksikan dengan tepat komentar Karl
Marx tentang nasionalisme reaksioner kelas Borjuis.

Pembangunan
solidaritas internasional tidak dapat dilepaskan dari perlawanan
terhadap Imperialisme dan Neoliberalisme. Imperialisme dan
Neoliberalisme masuk ke Negara-negara dunia ketiga melalui berbagai
cara. Serangan militer seperti yang dilakukan terhadap rakyat Irak
ataupun melalui Rejim Boneka yang berkuasa. Di Indonesia
kebijakan-kebijakan neoliberal masuk melalui Rejim Boneka yang
berkuasa. Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan bagian dari
pengucuran hutang melalui lembaga-lembaga keuangan internasional
ataupun langsung dari Negara-negara Imperialis utama.
Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain; privatisasi, penjualan
sumber daya alam serta labour
market flexibility. Bahkan
hari ini ditengah kondisi krisis kapitalisme global kelas
pekerja dalam semua variasinya (bekerja dan menganggur, musiman,
kontrak atau subkontrak, formal dan informal) adalah sumber utama
penghasilan kapitalis (secara langsung melalui keuntungan atau tidak
langsung melalui bunga, pajak, royalti dan sewa).

Mentalitas reaksioner
seperti chauvinisme
dan semua mentalitas reaksioner dan kolot, akan dihilangkan dalam
masyarakat sosialis, bukan dengan cara memaksa orang, melainkan
karena kondisi sosial akan dirubah. Dan kondisi sosial cenderung
membentuk pikiran dan sentimen orang. Kondisi sosial di bawah
kapitalisme yang mendewa-dewakan kepemilikan pribadi dan eksploitasi
sebagai cara kaum borjuasi mengejar kemakmuran harus dihapuskan.
Seiring dengan dibangunnya kondisi sosial yang sosialistis
dimungkinkan pula hapusnya prasangka reaksioner picik yang hanya
menguntungkan kepentingan kelas borjuasi tapi menghasut kelas pekerja
untuk berperang dan bertikai diantara sesama kelas tertindas di dua
negeri yang ditindas neoliberalisme dan imperialisme —Indonesia dan
Malaysia.







Jakarta, Indonesia,


15 Oktober 2009







Kuala Lumpur, Malaysia,


15 Oktober 2009






Jakarta, Indonesia,

15
Oktober 2009




(Nining
Elitos)


(Choo
Chon Kai)


(Anwar
Ma'ruf)




Ketua
Umum


Biro
Internasional


Ketua
Nasional




Konfederasi
Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia


Parti
Sosialis Malaysia


Perhimpunan
Rakyat Pekerja





Jl Cipinang Kebembem,
Blok E No 3

RT 013, RW 013, Pisangan
Timur


Jakarta 13230

Indonesia

Telp/fax: +62-21-4701266
Email:
kp_kasbi@yahoo.com
kasbiindonesia.multiply.com


No.22A,
Lorong Vivekananda, 50470 Brickfields,

Kuala
Lumpur, Malaysia.

Tel: +60-3-22747791, (mobile) +60-19-5669518
Fax:
+60-3-87374772
email: (headquarters)
psmhq@tm.net.my
(international
bureau) int.psm@gmail.com
http://parti-sosialis.org/



Jl Kramat Sawah IV No 26

Paseban

Jakarta Pusat

Indonesia

Telp: +62-21-3917317
Email:
komite.pusat@prp-indonesia.org,
prppusat@yahoo.com,
prppusat@gmail.com
www.prp-indonesia.org








Joint
Statement by


Confederation
Congress of Indonesia Union Alliance, Socialist Party of Malaysia,
and Working People's Association

Build Working Class Unity in South East
Asia!

The working men have no
country. We cannot take from them what they have not got.


(Karl Marx, 1848)

Introduction


Sometime ago returned
resounding sentiment of anti-Malaysian after the appearance of
alleged claims cases
of Pendet dance by Malaysia.
Both sides; the Indonesian
and the Malaysian Government comment on
each other regarding that
claim. On the other hand appeared
demonstration in
Indonesia, which brought anti-Malaysia
issue. These
incident is not happening
for the first time. Previously,
chauvinist sentiment has appeared several times due to such cases as
territorial disputes like
Island of Ligitan Sipadan, Block
Ambalat,
Island of Jemur; art
claims like
Reog dance as well as Rasa Sayang-Sayange
traditional song.

The
Bourgeoisie Interest
behind Chauvinist Sentiments


The
increase
of anti-Malaysian sentiment or
anti-Indonesia sentiment
is an expression of political
interest of the bourgeoisie as the ruling class in both countries. If
we exam the sensation blows by the media as a tools to burn peoples
hatred in the two nations are always impinged to PRIVATE PROPERTY
RIGHTS and ACCESS TO CAPITAL. Starting from territorial disputes that
containing gas and mineral resources (Ambalat, Sipadan-Ligitan) until
disputes about cultural patent rights (sic) in the tourism business
competition.


In the case of dispute
about Block Ambalat we
can see the capital interests playing
in it. Block
Ambalat is an area rich with crude
oil (estimated around
1 billion barrels of crude oil) became
seizure of multinational oil
companies. Indonesia in the 1980s has signed an agreement with Emi
Ambalat Ltd. (Italy)
and Unocal Indonesia Ventures Ltd. (USA). While
Malaysia has signed an agreement with Shell (Netherlands) and
Petronas.


Meanwhile, culture
claims by Malaysia
is
always related to the interests of the Malaysian
tourism industry. Malaysia's tourism
industry is the second largest sector for foreign currency, after
manufacturing. For example, Malaysia's economy get RM 17.40
billion from 10.22 million tourists in 2000. Following years is
always increase, in 2001 became
RM 24, 20 billion, in 2002 became
RM 25.80 billion. Later in the year 2004
became RM
29.7 billion and RM 32 billion in 2005. Last year Malaysia got RM
36.3 billion (USD 10.4 billion) from tourism sector. Malaysian
tourism sector also contributed to the availability of substantial
employment. Of the total Malaysian
labor force,
51 percent work in the service sector. The
number is around 5.4 million out
of 10.73 million national workforce
employed directly or indirectly in the tourism sector such as
restaurants, travel agents, airlines, transportation, etc. By
providing employment, tourism sector has played an important role to
suppress the level of unemployment at around 3.5 percent (year
2005/2006)

The
Interest and International Struggle of Indonesian and Malaysian
Working Class

The essence of the flaming
hatred towards the MALAYSIAN
PEOPLE in Indonesia or
INDONESIAN
people in Malaysia
is a reflection of old cliché
attitude of the reactionary
bourgeois with nationalist masquerade. PRP,
KASBI and
PSM agree to understand the
flaming of narrow nationality chauvinism in a Marxist perspective.
Karl Marx once proclaimed, "The
working men have no country. We cannot take from them what they have
not got." The working class has an international nature and must
fight in international arena. The Indonesian and Malaysian working
class should strengthen their solidarity struggle and correctly
reflecting Karl Marx comment on reactionary nationalism of the
bourgeois class.


Developing
an international solidarity can not be
separated from the fight against Imperialism and Neoliberalism.
Imperialism and Neoliberalism grip
third world countries through various
ways. Military attacks as perpetrated against the Iraqi people or
through a ruling puppet
regime. In Indonesia,
neoliberal policies implemented
through the
puppet regime in power. These policies are
part of the loan extending
through international
financial institutions or directly from
the main Imperialist
countries. These policies, among others
are; privatization, the sale of natural
resources and labor market flexibility. Even today, amid the global
capitalist crisis the working class in all its variations (employment
and unemployment, seasonal, contract or subcontract, formal and
informal) is the main source of capitalist income (directly through
profit or indirectly through interest, taxes, royalties and rent).

Reactionary mentality like
chauvinism and
all reactionary and conservative mentality, will be eliminated in a
socialist society, not by forcing people, but because of social
conditions would be changed. And social conditions tend to form
thoughts and sentiments of people. Social conditions under
capitalism, which extol private ownership and exploitation as a way
of bourgeoisie pursuing
prosperity must be abolished. Along with the construction of the
socialist social conditions also possible wipe
all of the reactionary petty prejudices
that only benefits the interests of the bourgeoisie but incite
working class to
war and conflict among the oppressed
classes in the two countries that
are oppressed by
neoliberalism and imperialism - Indonesia
and Malaysia.







Jakarta, Indonesia,


October 15, 2009







Kuala Lumpur, Malaysia,

October
15, 2009



Jakarta, Indonesia,

October
15, 2009




(Nining
Elitos)


(Choo
Chon Kai)


(Anwar
Ma'ruf)




Chairperson


International
Bureau


National
Chairperson




Confederation
Congress of Indonesia Union Alliance


Socialist
Party of Malaysia


Working
People Association





Jl Cipinang Kebembem,
Blok E No 3

RT 013, RW 013, Pisangan
Timur


Jakarta 13230

Indonesia

Telp/fax: +62-21-4701266
Email:
kp_kasbi@yahoo.com
Kasbiindonesia.multiply.com


No.22A,
Lorong Vivekananda, 50470 Brickfields,

Kuala
Lumpur, Malaysia.

Tel: +60-3-22747791, (mobile) +60-19-5669518
Fax:
+60-3-87374772
email: (headquarters)
psmhq@tm.net.my
(international
bureau) int.psm@gmail.com
http://parti-sosialis.org/



Jl Kramat Sawah IV No 26

Paseban

Jakarta Pusat

Indonesia

Telp: +62-21-3917317
Email:
komite.pusat@prp-indonesia.org,
prppusat@yahoo.com,
prppusat@gmail.com
www.prp-indonesia.org


filtered {margin:0.79in;}P {margin-bottom:0.08in;}-->___*****___Sosialisme Jalan Sejati Pembebasan Rakyat Pekerja!
Sosialisme Solusi Bagi Krisis Kapitalisme Global!
Bersatu Bangun Partai  Kelas Pekerja!

Komite Pusat
Perhimpunan Rakyat Pekerja
(KP PRP)
JL Kramat Sawah IV No. 26 RT04/RW 07, Paseban, Jakarta Pusat
Phone/Fax: (021) 391-7317
Email: komite.pusat@prp-indonesia.org / prppusat@gmail.com / prppusat@yahoo.com
Website: www.prp-indonesia.org


Messages in this topic (1)

Ahli yang menghantar menggunakan kata-kata kesat dan kasar atau menyerang peribadi ahli yang lain, email mereka tidak akan disiarkan.

Ahli group yang sentiasa menghantar email berkenaan politik sahaja akan disiarkan emailnya tanpa penapisan moderator group.

Email yang disiarkan dipertanggungjawabkan kepada pengirim email tersebut dimana moderator dan group tidak boleh dipertanggungjawabkan.

=============================================
Link List:
� Lirik Lagu Popular - http://www.lirikpopular.com
� Spa Q - http://spa-q.blogspot.com
� Auto Insurance - http://pdautoinsurance.blogspot.com

------------------------------------------------------------------------
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dunia-politik/

<*> Your email settings:
Digest Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dunia-politik/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:dunia-politik-normal@yahoogroups.com
mailto:dunia-politik-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dunia-politik-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

------------------------------------------------------------------------

No comments:

Alexa Traffic Rank

Subscribe to dunia-politik

Subscribe to dunia-politik
Powered by groups.yahoo.com