20090618

Dunia-Politik.blogspot.com - Digest Number 1875

There is 1 message in this issue.

Topics in this digest:

1. Deplu AS: Malaysia Pendukung Perbudakan
From: jip_id


Message
________________________________________________________________________
1. Deplu AS: Malaysia Pendukung Perbudakan
Posted by: "jip_id" jip_id@yahoo.com jip_id
Date: Wed Jun 17, 2009 7:08 pm ((PDT))

Deplu AS: Malaysia Pendukung Perbudakan
THE STAR ONLINE
Kamis, 18 Juni 2009 | 08:28 WIB
WASHINGTON,KOMPAS.com -Malaysia masuk daftar negara yang secara tidak langsung mendukung perbudakan modern dan terancam tidak mendapat bantuan dari Negeri Paman Sam itu.

Di samping Malaysia, masih ada 16 negara yang masuk golongan ini, di antaranya Chad, Nigeria, Mauritania dan Zimbabwe yang dianggap sebagai pelanggar terberat, yaitu tidak berbuat apa-apa untuk menghentikan perdagangan manusia. Laporan Trafficking in Persons, ini diumumkan Rabu (17/6).

Dalam laporan itu disebutkan juga bahwa Kuba, Myanmar dan Korea Utara sudah menempati urutan terbawah dalam daftar itu sejak sembilan tahun lalu.

Menurut Deplu AS, jutaan manusia hidup dalam belenggu dan krisis finansial global membuat kondisi itu semakin rentan terjadi perdagangan manusia dan komersialisasi seks."Orang-orang yang terjebak dalam kesulitan ekonomi, mudah tergiur iming-iming mendapat penghidupan lebih enak, akhirnya mereka terjebak dalam perdagangan manusia," kata juru bicara Deplu, Luis de Baca.

Menurut data International Labour Organisation (ILO), sekitar 12,3 juta orang dewasa dan anak-anak terjebak dalam perbudakan, dan 1,4 juta di antaranya menjadi korban perdagangan seks."Mereka dipekerjakan di perkebunan dan pabrik oleh pengusaha brutal yang mengancam akan melakukan kekerasan bila mereka mencoba kabur. Ada juga yang bekerja di rumah tangga, tetapi sejatinya mereka budak," kata Menlu Hillary Clinton.

Tuduhan AS terhadap Malaysia itu mendapatkan bukti, ketika sejumlah perempuan Indonesia menjadi korban kekejaman para majikan di negara tetangga itu. Yang terakhir adalah Siti Hajar, warga Indonesia yang mengalami luka berat karena disiksa majikannya.

Atas tudingan itu, Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein, menyatakan pemerintahnya akan minta penjelasan dari AS."Kami akan datang ke Kedubes AS, minta penjelasan mengapa negara kami masuk daftar itu lagi," katanya.

Malaysia pernah masuk dalam daftar itu pada 2007, tetapi dicabut pada 2008. Hishammuddin mengatakan negaranya telah berbuat apa saja untuk menghentikan perdagangan manusia."Tetapi ada keterbatasan, yaitu wilayah perbatasan negara kami yang begitu luas dan panjang," kata Hishammuddin.


Messages in this topic (1)

Ahli yang menghantar menggunakan kata-kata kesat dan kasar atau menyerang peribadi ahli yang lain, email mereka tidak akan disiarkan.

Ahli group yang sentiasa menghantar email berkenaan politik sahaja akan disiarkan emailnya tanpa penapisan moderator group.

Email yang disiarkan dipertanggungjawabkan kepada pengirim email tersebut dimana moderator dan group tidak boleh dipertanggungjawabkan.

=============================================
Link List:
• Lirik Lagu Popular - http://www.lirikpopular.com
• Spa Q - http://spa-q.blogspot.com
• Auto Insurance - http://pdautoinsurance.blogspot.com

------------------------------------------------------------------------
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dunia-politik/

<*> Your email settings:
Digest Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dunia-politik/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:dunia-politik-normal@yahoogroups.com
mailto:dunia-politik-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dunia-politik-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

------------------------------------------------------------------------

No comments:

Alexa Traffic Rank

Subscribe to dunia-politik

Subscribe to dunia-politik
Powered by groups.yahoo.com