Pekanbaru-berdikari online (06/01/09): Terkait aksi kekerasan dan penggusuran paksa yang dilakukan oleh aparat Polda Riau terhadap warga Suluk Bongkal. Komnas HAM telah memerintahkan Polda Riau untuk menarik seluruh pasukannya dari wilayah konflik agrarian di Bengkalis, Riau. Hal ini dilakukan, setelah Komnas HAM mendapatkan sejumlah temuan (fakta) di lapangan akan terjadinya pelanggaran HAM yang dilakukan. Akan tetapi, pihak polda Riau masih intensif melakukan penggusuran paksa dengan memperluas eskalasi teritori penggusuran, bahkan mengerahkan tambahan pasukan dari Brimob Polda Riau untuk mensukseskan usaha tersebut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, aksi penggusuran paksa dan tindak kekerasan yang dilakukan Polda Riau terus melebar ke desa-desa lain, terutama yang merupakan areal yang diklaim PT. Arara Abadi. Terhitung dari tanggal 18 desember lalu hingga sekarang, pihak Polda Riau terus meningkatkan eskalasi penggusuran. Menurut laporan reporter Berdikari online di lapangan, kemarin saja (5/01/09) aparat Brimob Polda Riau mengerahkan 1 bus dan 3 ranger sebagai pasukan tambahan, untuk menggusur paksa warga di desa Melibur. Kelihatannya, Polda Riau benar-benar berada dibawah kendali PT. Arara Abadi. Terbukti, berbagai bentuk kekerasan dan pengusiran paksa warga dari lokasi pemukiman sejalan dengan kehendak PT. Arara Abadi.
Tindakan biadab aparat kepolisian mengusir paksa warga dari lahan pemukiman, yang sekarang ini menjadi areal konflik agrarian, benar-benar melangkahi prosedural hukum di negara ini. Seperti diketahui, polisi tidak punya sedikitpun wewenang dalam memutuskan konflik agrarian. Sebaliknya, seharusnya polisi memberikan perlingdungan kepada masyarakat dari aksi brutalisme preman-preman yang dikendalikan oleh PT. Arara Abadi. Kasus konflik agraria ini sedang dalam proses penyelesaian, baik ditingkat kabupaten maupun propinsi, dan rencananya akan diputuskan tahun ini. Ada indikasi kuat, PT Arara Abadi berkehendak mendahului keputusan tersebut dan menguasai paksa tanah konflik, dengan menyuap seluruh pimpinan Polda Riau dan oknum tertentu di Mabes Polri, untuk memuluskan rencananya.
Pada saat bersamaan, Aktifis dari Serikat Tani Riau (STR), sebuah organisasi yang getol memperjuangkan hak-hak petani di berbagai tempat di Riau, sedang menggelar aksi untuk meminta semua pihak agar segera menghentikan kebiadaban aparat Polda Riau. Menurut pengunjuk rasa, kebiadaban Polda Riau dapat dipersamakan dengan kebiadaban pasukan Israel yang kini menggempur Gaza di Palestina, karena sama-sama tidak mengindahkan aturan hukum dan factor kemanusiaan. Menurut massa aksi, rakyat Bengkalis dan sekitarnya kini membutuhkan dukungan politik dan solidaritas dari seluruh Indonesia dan internasional untuk mengakhiri kebiadaban ini. (Noni)
baca selengkapnya di http://papernas.org/berdikari/content/view/151/1/
No comments:
Post a Comment